Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanam Besar-besaran oleh Prabowo dalam Proyek Food Estate, Apa Manfaat Singkong?

Kompas.com - 30/09/2020, 08:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengerahkan para prajurit TNI untuk menanam singkong secara besar-besaran dalam proyek food estate atau lumbung pangan Indonesia. 

Lokasi lumbung pangan ini ada di beberapa provinsi di Indonesia.

Dilansir Antara, Senin (28/9/2020), Prabowo menargetkan kapasitas lahan singkong sebanyak 1,4 juta hektare di Indonesia hingga akhir 2025 mendatang.

Prabowo memang mendapat tugas dari Presiden Jokowi untuk memberikan dukungan dalam pelaksanaan proyek ini.

Menurut Prabowo, singkong dapat menghasilkan tepung tapioka yang bisa menjadi bahan utama kebutuhan pangan.

Baca juga: Proyek Food Estate, Jokowi Tugaskan Prabowo Urus Lumbung Pangan Singkong

Bagaimana kandungan dan manfaat dari singkong?

Mengutip Medical News Today, singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang memiliki banyak manfaat. Namun, cara pengolahannya juga harus diperhatikan.

Sebab, jika salah mengolah, kandungan sianida pada singkong bisa menyebabkan keracunan.

Singkong adalah makanan pokok bagi sebagian penduduk dunia, terutama yang tinggal di wilayah tropis seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.

Selain dapat diolah menjadi berbagai makanan dan tepung tapioka, singkong juga dapat digunakan untuk membuat produk-produk lainnya seperti roti bebas gluten, obat-obatan hingga material bangunan.

Singkong dikenal dengan kalori dan nutrisinya yang beraneka ragam, yaitu meliputi:

  • Karbohidrat
  • Protein
  • Serat
  • Mineral, termasuk kalium, magnesium, fosfor, dan kalsium
  • Vitamin (vitamin C dan vitamin A)
  • Air

Baca juga: Mengapa Menhan Prabowo Subianto Kini Sibuk Tanam Singkong?

Manfaat singkong

Dengan kandungan nutrisinya yang beragam, singkong dianggap memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan.

Berikut di antaranya:

  • Menjaga kesehatan saluran pencernaan
  • Mengurangi peradangan
  • Menambah energi
  • Melindungi tubuh dari efek radikal bebas
  • Mencegah penyakit jantung
  • Mengatasi kerutan kulit
  • Meningkatkan daya tahan tubuh
  • Mencegah kambuhnya gejala asma
  • Mengurangi risiko kanker
  • Mencegah berbagai penyakit mata seperti katarak dan degenerasi makula terkait usia (AMD)

Selain itu, masih banyak lagi klaim atas manfaat singkong, baik yang sudah terbukti atau pun yang masih perlu diteliti lebih lanjut.

Misalnya menstabilkan kadar gula darah dan disebut dapat menjadi obat alternatif untuk meredakan diare, mengatasi kelelahan, dan lain sebagainya.

Baca juga: Proyek Food Estate di Kalteng: Prabowo Tanam Singkong, SYL Garap Padi

Cara mengolah 

Dilansir Healthline, untuk memperoleh manfaat dan menghindari kemungkinan keracunan, pengolahan singkong harus dilakukan dengan benar.

Meski proses pengolahan dapat mengurangi nutrisi yang terkandung di dalam singkong, langkah tersebut tetap harus dilakukan untuk menghilangkan zat sianida di dalamnya.

Sebelum dikonsumsi, kulit singkong harus dikupas terlebih dahulu, kemudian direndam bagian batangnya yang berwarna putih di dalam air bersih selama 48-60 jam.

Setelah itu, Anda dapat memasak singkong hingga matang dengan sempurna.

Goreng, rebus, atau kukus minimal 25 menit untuk mencegah keracunan sianida akibat konsumsi singkong yang masih mentah atau kurang matang.

Baca juga: IPB Diminta Kembangkan Singkong dan Sagu di Lahan 32 Ribu Hektar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com