Lebih hebat lagi, disebut depresi hebat atau Great Depression.
"(Great Depression) adalah resesi ekonomi terbesar dan terpanjang dalam sejarah dunia modern. Great Depression ini dimulai dengan jatuhnya pasar saham US pada tahun 1929 dan tidak berakhir hingga 1946 setelah Perang Dunia II," jelas dia.
Lebih lanjut, imbuhnya, para ekonom dan sejarawan dunia sering menyebut Great Depression ini sebagai peristiwa krisis ekonomi paling dahsyat di abad ke XX.
Baca juga: Mengingat Kerusuhan Mei 1998, Bagaimana Kronologinya?
Berikut beberapa dampak resesi ekonomi yang terjadi pada suatu negara, yaitu:
Salah satu dampak yang cukup mengerikan adalah masyarakat bisa kehilangan pendapatan.
Hal ini terjadi karena perlambatan ekonomi membuat beberapa perusahaan tutup dan tidak beroperasi lagi.
Dengan begitu, banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Dengan banyaknya masyarakat yang menganggur maka berpengaruh pula pada tingkat konsumsu dan daya beli masyarakat yang menurun.
Hal ini juga berimbas pada keuntungan perusahaan yang mengalami penurunan.
Baca juga: Tak Hanya Pekerja, Korban PHK Juga Berhak Dapat Bantuan Subsidi Upah, Ini Caranya...
Resesi ekonomi juga memengaruhi instrumen investasi yang dilakukan masyarakat, salah satunya di pasar keuangan.
Hal ini disebabkan menurunnya nilau suatu portofolio atau asset seperti saham.
Kurs dollar yang tidak stabil akan menyebabkan nilai rupiah menjadi melemah dan berdampak langsung pada sektor ekspor-impor Indonesia.
Tingkat suku bunga yang tinggi menyebabkan Bank Indonesia akan menarik rupiah yang mengakibatkan inflasi yang meningkat pula.
Baca juga: Saat Dana Miliaran Rupiah untuk Influencer Jadi Sorotan...
(Sumber: Kompas.com/ Mutia Fauzia, Jawahir Gustav Rizal, Retia Kartika Dewi, Nur Fitriatus Shalihah, Dandy Bayu Bramasta | Editor: Erlangga Djumena, Inggried Dwi Wedhaswary, Rizal Setyo Nugroho, Sari Hardiyanto)