Ekonom senior Didik J Rachbini juga menyarankan hal yang sama.
Baca juga: Cara Mengecek Penerima Bantuan Rp 600.000 di BPJS Ketenagakerjaan
Di tengah kondisi yang serba terbatas ini, menurut dia, uang dinilai sebagai "raja", di saat-saat krisis betul-betul dipergunakan dengan bijak.
Sementara, mengutip Good Housekeeping UK, berikut adalah empat hal yang dapat dilakukan agar keuangan Anda tidak terdampak resesi:
Baca juga: Netflix, Diburu Sri Mulyani, Dirangkul Nadiem Makarim
Dikutip dari Kompas.com (4/8/2020), pakar finansial Ahmad Gozali mengatakan dampak resesi ekonomi, terutama pada masyarakat kelas bawah adalah tingkat pengangguran yang bertambah.
Gozali menyampaikan, ada beberapa cara untuk bertahan di tengah-tengah kondisi resesi, yakni:
Sebagai karyawan menurut dia sebaiknya tidak agresif pindah pekerjaan dahulu sebelum ada kepastian pekerjaan baru lebih stabil.
"Untuk yang punya usaha, pertimbangkan kembali rencana ekspansi," kata Gozali.
Dia menyampaikan dana cadangan sebaiknya dijaga 3-12 kali pengeluaran bulanan dalam bentuk likuid.
"Artinya, kalau sekarang kurang dari itu, bisa ditambah dengan mengurangi aset risiko tinggi dan menambah likuiditas," kata Gozali.
Baca juga: 5 Kebijakan Jokowi Tangani Covid-19, Gratiskan Tarif Listrik hingga Keringanan Kredit
Apabila sebelumnya ada rencana kredit kendaraan atau rumah, maka perlu dipelajari lagi risikonya.
"Apakah cukup aman untuk melanjutkan rencana tersebut. Jangan terlalu memaksakan, misalnya menggunakan dana cadangan untuk bayar DP (down payment)," jelas Gozali.
"Intinya dana cadangan menjadi semakin penting, jangan terpakai untuk hal lain dulu. Bahkan kalau bisa ditambah," sambung dia.
"Karena pembelanjaan konsumtif rumah tangga untuk hal-hal penting di Indonesia justru menjadi salah satu pendorong ekonomi yang dominan," kata Gozali.
Baca juga: Emas Cenderung Naik Saat Terjadi Ketidakpastian Ekonomi, Mengapa?
Jika resesi ekonomi terus berlanjut, maka akan masuk pada apa yang disebut dengan depresi ekonomi.
Menurut ekonom senior UGM Muhammad Edhie Purnawan, depresi ekonmi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang parah serta berkepanjangan.
"Dalam macroeconomics, depresi pada umumnya didefinisikan sebagai resesi ekstrem yang berlangsung selama tiga tahun atau lebih atau yang menyebabkan penurunan GDP riil minimal 10 persen," ucap Edhi.
Menurutnya, depresi relatif lebih jarang terjadi dibandingkan resesi (yang lebih ringan).
Baca juga: Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...
Depresi ekonomi terjadi cenderung disertai dengan pengangguran yang masif dan inflasi yang rendah.