"Baru setelah itu kebutuhan yang sifatnya sekunder, seperti beli baju atau kendaraan baru," ujar Bhima.
Selain itu, pada kondisi resesi, menurutnya masih penting bagi setiap orang untuk mengalokasikan dana darurat.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi
Minimum dalam kondisi pandemi dan risiko kehilangan pekerjaan seperti saat ini, lanjut Bhima, dana darurat setidaknya sebesar 20-40 persen dari pendapatan.
"Jika mendadak sakit atau diputus kontrak dari perusahaan, masih ada cadangan cash untuk bertahan hidup," paparnya.
Sementara itu, masih diperlukan dana untuk melakukan investasi ke aset yang aman seperti emas atau logam mulia.
"(Serta) surat utang pemerintah dan deposito bank tenor jangka pendek, kurang dari 2 tahun," ujar Bhima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.