KOMPAS.com - Salah satu upaya untuk menghentikan penularan virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, penyebab pandemi Covid-19 adalah dengan mengembangkan vaksin untuk menangkalnya.
Vaksin menjadi salah satu elemen penting untuk menghentikan atau setidaknya menekan penularan, selain strategi utama penanganan pandemi, yaitu tes, pelacakan kontak, dan isolasi.
Vaksin menjadi penting karena virus corona menular dengan mudah antarmanusia.
Sementara, saat ini mayoritas populasi di seluruh dunia belum memiliki kekebalan terhadap virus itu.
Dengan adanya adanya vaksin, sistem kekebalan manusia bisa diperkuat, sehingga ketika tertular virus mereka tidak akan jatuh sakit.
Bagaimana perkembangan penemuan vaksin corona hingga hari ini, Selasa (22/9/2020)?
Melansir BBC, Senin (21/9/2020), riset pengembangan vaksin Covid-19 saat ini dilakukan dengan kecepatan luar biasa.
Sekitar 240 kandidat vaksin memasuki tahap awal pengembangan.
Sementara itu, 40 kandidat sudah memasuki tahap uji klinis, dan 9 di antaranya sudah memasuki tahap final untuk diujikan pada relawan manusia.
Baca juga: Kemenkes Adakan Survei Vaksin Corona, dari Harga hingga Lokasi Pemberian
Berikut adalah sekilas tentang proses pengembangan vaksin dari berbagai negara:
1. Moderna Therapeutics
Pada 27 Juli 2020, Moderna mengumumkan bahwa mereka telah memulai uji klinis tahap ketiga, meski terus memantau hasil tahap kedua.
Temuan awal dari fase pertama telah menunjukkan bahwa subjek yang sehat, termasuk pasien lanjut usia, menghasilkan antibodi virus corona dan reaksi dari sel-T.
Fase ketiga akan menguji vaksin pada 30.000 relawan di AS. Moderna mengatakan sedang dalam jalur yang tepat untuk memproduksi setidaknya 500 juta dosis per tahun mulai 2021.
2. Pfizer
Pada 27 Juli 2020, Pfizer dan BioNTech meluncurkan uji coba yang menggabungkan fase dua dan tiga pada populasi yang beragam di daerah dengan transmisi SARS-CoV-2 yang signifikan.
Uji coba ini akan memeriksa efek vaksin pada 30.000 orang dari 39 negara bagian AS dan dari Brasil, Argentina, dan Jerman.