Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Daun Mimba Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19

Kompas.com - 22/09/2020, 12:54 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Dikatakan (C&P)

Assalamualaikum.. anak saya dan rakannya berkursus di Perak..di mana peserta ada yg positif covid 19.. dah pulang barulah tau..jadi bos nye suruh rujuk ke hospital..pergi hospital.. suruh tunggu kat rumah.. nanti mereka datang..dah 3 hari tak datang anak saya dan Deman dan sakit tekak.. rakannya lagi teruk..dah mula sesak nafas.. saya cubalah bagi minum air rebusan daun neem atau semambu sebagai ikhtiar.. alhamdulillah..ok.. keesokan saya rebuskan untuk rakannya..selang 2 hari alhamdulillah mereka pulih.. tujuan saya untuk kita kongsikan dengan KKM..agar dibuat kajian.. cara rebusan..20helai daun neem rebus dengan 4cawan air.. biarkan sehingga jadi 2cawan....dah sejuk..tapis ..minum sikit 2.. setelah pulih.. stop.. semua dengan izin Allah.. tolonglah sebarkan demi kepentingan negara.. boleh hubungi saya 0177182439 Abu Bakar bin Zainuddin dari batu pahat Johor
C&P"

Penjelasan Medis

Dikutip dari Vishvas News, Dr. Vimal N. dari Ministry of AYUSH, mengatakan daun mimba memiliki khasiat obat tertentu, tetapi dia bukan obat Covid-19.

Nikhil Modi, Pulmonolog di Indraprastha Apollo Hospital, juga membantah klaim tersebut dengan menyebutnya sebagai berita palsu.

Informasi tentang mimba dapat menyembuhkan pasien Covid-19 yang menyebar di Malaysia sudah dibantah Kementerian Kesehatan Malaysia. Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan penggunaan daun mimba untuk Covid-19 sebagai mitos. 

Menurut Kementerian Kesehatan Malaysia, faktanya, saat ini hanya ada penelitian mimba pada sel (in vitro) dan hewan (in vivo) yang telah tertular virus hepatitis C, DBD, dan polio. Tidak ada penelitian tentang virus corona.

Mitos dan Fakta tentang Daum Mimba atau Semambu atau Neem.Website Kementerian Kesehatan Malaysia Mitos dan Fakta tentang Daum Mimba atau Semambu atau Neem.

Badan kesehatan dunia, WHO, menyatakan meski sejumlah pengobatan barat, tradisional, atau rumahan dapat meringankan gejala ringan Covid-19, tidak ada obat yang terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan Covid-19.

"WHO tidak merekomendasikan pengobatan sendiri dengan obat apapun, termasuk antibiotik, sebagai pencegahan atau pengobatan Covid-19," tulis WHO.

Namun, ada beberapa uji klinis yang sedang berlangsung dari pengobatan barat dan tradisional.

WHO menyarankan cara efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari Covid-19:

  • Bersihkan tangan Anda secara teratur dan menyeluruh.
  • Hindari menyentuh mata, mulut, dan hidung.
  • Tutupi batuk Anda dengan tekukan siku atau tisu. Jika menggunakan tisu, segera buang dan cuci tangan.
  • Pertahankan jarak minimal 1 meter dari orang lain.

Kompas.com pernah menulis soal manfaat mimba dalam metode pengobatan Ayurveda. Dalam pengobatan tersebut, mimba bermanfaat bagi tubuh dalam beberapa cara, dari memurnikan darah hingga mengatur kadar gula darah.

Pada beberapa studi penelitian, kulit mimba digunakan untuk membantu meredakan demam dan gangguan usus.

Sementara, sediaan daun nimba digunakan untuk meredakan panas tubuh, mimisan, cacingan, kehilangan nafsu makan, diabetes dan penyakit gusi.

Kemudian, bagian bunganya digunakan untuk mengurangi empedu dan membantu menghilangkan dahak.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi bahwa daun mimba atau neem dapat menyembuhkan pasien terinfeksi Covid-19 tidak benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com