Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Anton Sony Wibowo, menegaskan, tes swab atau usap hidung tidak akan menyebabkan kerusakan otak seperti yang dinarasikan di media sosial.
Ia menekankan, tes swab aman dilakukan dan tidak membahayakan atau merusak otak. Sebab, tes usap tidak akan mencapai penghalang darah otak.
Lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat swab dilakukan. Anton mengatakan, penghalang darah otak dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat.
"Tidak benar narasi itu (swab test merusak otak). Tes swab hanya dilakukan sampai nasofaring atau dinding paling belakang hidung dan rongga mulut," kata Anton dikutip Kompas.com.
Tes swab, lanjut Anton, tidak akan merusak penghalang darah otak kecuali pada kondisi tertentu. Misal, pecahnya dinding dasar otak akibat tumor atau trauma.
Ia mengatakan, informasi mengenai tes swab disebut dapat merusak otak tersebut tidak memiliki dasar ilmiah dan bukti yang mendukung.
Sebaliknya, swab test sangat direkomendasikan dalam mendeteksi keberadaan virus corona penyebab Covid-19 pada manusia.
"Justru yang direkomendasikan itu swab test. Kalau rapid test kan hanya mendeteksi antibodi yang ada di tubuh," papar Anton.
Tes usap yang merupakan salah satu metode pengujian Covid-19 direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
CDC menyatakan untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi SARS-CoV-2 perlu pemeriksaan dari sistem pernapasan, seperti usapan hidung atau mulut atau air liur.
SARS-CoV-2 adalah virus penyebab Covid-19.
Tes virus disarankan untuk mendiagnosa infeksi akut pada individu yang bergejala dan tanpa gejala, memandu pelacakan kontak, pilihan pengobatan, dan persyaratan isolasi.
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, narasi di media sosial bahwa tes untuk mendiagnosa infeksi Covid-19 lewat hidung dapat merusak otak tidak benar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.