"Selain itu tes juga sebaiknya dilakukan merata di seluruh daerah," ujar Dicky.
Pihaknya mengkhawatirkan jika hal itu tak dilakukan maka jumlah kasus infeksi akan berlipat ganda dalam dua buan ke depan.
Dicky kembali mengingatkan bahwa untuk melandaikan kurva dan yang menurutnya menjadi prioritas saat ini adalah pelaksananan testing, tracing, isolasi secara intensif, masif dan agresif.
"Keberhasilan mengatasi pandemi tetap bergantung pada strategi tes, lacak, isolasi dan perubahan perilaku. Obat dan vaksin tidak serta merta menyelesaikan pandemi," ungkap dia.
Saran kepada pemerintah untuk menguatkan testing dan tracing juga diungkapkan Miki Salman, relawan KawalCovid19.
Miki menilai salah satu yang menjadi masalah penanganan Covid-19 di Indonesia adalah testing yang masih minim.
Baca juga: Corona di Indonesia Tembus 200.000, Ini 5 Daerah dengan Jumlah Kasus Tertinggi dan Terendah
Selain DKI Jakarta dan Sumatera Barat, daerah-daerah lain masih kurang dilakukan banyak tes sehingga tak bisa diketahui seberapa luas wabah telah menyebar.
Ia menilai tes pada orang yang melakukan kontak erat pada mereka yang positif, rasio pelacakannya seharusnya juga ditingkatkan.
Adapun untuk angka positive rate yang saat ini masih besar menurutnya ini adalah indikasi bahwa tes yang dilakukan kurang dilacak.
"Harusnya nggak sebesar itu (positive rate). Artinya kita gagal mengendalikan laju penyebaran. Harus diperluas menjaring banyak orang dan memastikan orang-orang yang kontak erat dengan yang terbukti positif. Jika dapat posisit berarti positif. Kalau aman ya berarti aman," ungkap dia.
Miki juga mengingatkan, di tengah pelonggaran di sektor ekonomi yang dilakukan pemerintah, pihaknya menilai sebaiknya pemerintah tidak hanya mengandalkan kepatuhan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Tapi sebaiknya diikuti pula dengan penegakan disiplin," jelas Miki.
Baca juga: UPDATE: Kasus Covid-19 Tembus 200.000, Pemerintah Bentuk Tim Percepatan Vaksin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.