Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penetapan Hari Olahraga Nasional, Kapan dan di Mana?

Kompas.com - 09/09/2020, 11:06 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 9 September 2020, Indonesia memeringati Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang ke-37.

Melalui akun Twitter resminya, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyampaikan peringatan Haornas tahun ini mengusung tiga tema utama, yaitu: sport science, sport tourism, dan sport industry.

"Ketiga hal tersebut dipilih sebagai tema HAORNAS sebagai penanda kebangkitan olahraga melalui pendekatan Sport Science, Sport Tourism, Sport Industry, baik untuk momentum prestasi olahraga dan momentum pembudayaan olahraga," tulis @KEMENPORA_RI.

Tidak lupa, Kemenpora RI juga menyampaikan, di masa pandemi Covid-19 ini, Haornas ke-37 akan diperingati secara terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Sambut Hari Olahraga Nasional, Katahui 10 Manfaat Olahraga Bagi Anak

Sejarah Haornas

Mengutip Harian Kompas, 9 September 1983, peringatan Haornas ditetapkan Presiden Kedua RI Soeharto pada 9 September 1983 ketika meresmikan pemugaran Stadion Sriwedari di Surakarta.

Selain bertepatan dengan pemugaran stadion pertama yang dibangun bangsa Indonesia, pemilihan tanggal 9 September juga dimaksudkan untuk mengenang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-1.

Diberitakan Kompas.com, 8 September 2018, penyelenggaraan PON terjadi karena kesulitan yang dialami atlet Indonesia untuk mengikuti olimpiade internasional.

Pada 1948, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) ingin mempersiapkan atlet Indonesia untuk mengikuti ajang Olimpiade Musim Panas XIV di London.

Namun, karena status PORI saat itu belum menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC) maka atlet Indonesia menghadapi kendala untuk berangkat.

Selain itu, status Indonesia sebagai sebuah negara dalam dunia Internasional juga belum jelas karena pengaruh Belanda.

Paspor atlet Indonesia tak diakui oleh Inggris. Sedangkan, atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda.

Berbagai upaya pendekatan dilakukan Indonesia kepada Inggris, namun hasilnya nihil.

Gelaran PON pertama

Gagal bergabung dengan olimpiade tidak membuat PORI patah arang. Mereka kemudian ingin menghidupkan acara olahraga bertaraf nasional yang diikuti berbagai provinsi di Indonesia.

Akhirnya, Kota Surakarta terpilih menjadi tempat penyelenggara perhelatan olahraga nasional tersebut.

Baca juga: Alasan Sepak Bola Menjadi Olahraga Populer di Dunia

Pada saat itu, penyelenggaraan PON menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan dana dan juga waktu persiapan yang mepet, hanya satu setengah bulan.

Tidak hanya itu, tantangan juga datang dari pihak kolonial Belanda yang saat itu masih menjaga pos-pos penting di Indonesia.

Setelah melalui berbagai tantangan itu, akhirnya pada 9 September 1948 di Stadion Sriwedari, PON pertama berhasil digelar.

Presiden Pertama RI Soekarno membuka acara itu sekaligus menandai salah satu momentum bersejarah bagi dunia olahraga Indonesia.

Kini, ajang olahraga yang melibatkan atlet terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia itu diadakan secara rutin setiap empat tahun sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com