Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Jendela Menjadi Kendi, Cara Warga Lebanon Mendaur Ulang Kaca Ledakan Beirut

Kompas.com - 07/09/2020, 18:06 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di atas tumpukan kaca, seorang pria di Lebanon bagian utara terlihat sedang memasukkannya ke dalam tungu panas membara.

Pecahan kaca itu diambil dari Kota Beirut setelah ledakan besar di pelabuhan terjadi pada 4 Agustus 2020.

Kaca-kaca itu siap didaur ulang menjadi kendi air tradisional berleher ramping.

Relawan, kelompok non-pemerintah, dan pengusaha mencoba untuk menyelamatkan pecahan kaca yang berserakan di jalan melalui daur ulang, termasuk di pabrik kaca milik keluaraga Wissam Hammoud.

"Di sini kami memiliki kaca dari ledakan Beirut. Banyak orang membawanya kepada kami sehingga kami dapat memproduksi ulang," kata Wakil Kepala di United Glass Production Company (Uniglass), Hammoud, dikutip dari AFP, Minggu (6/9/2020).

Menurutnya, sudah ada sekitar 20 sampai 22 ton kaca telah dibawa ke pabriknya.

Membantu Industri Lokal

Sementara itu, CEO perusahaan teknik lingkungan Cedar Enviromental Ziad Abichaker telah memelopori beberapa inisiatif daur ulang kaca di Lebanon.

Pada hari-hari pertama setelah ledakan, ia bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dan sejumlah sukarelawan untuk mengambil sebanyak mungkin kaca dari tempat pembuangan sampah.

Pasalnya, negara itu telah terbebani krisis limbah padat selama puluhan tahun.

"Kami memutuskan bahwa setidaknya sebagian dari kaca yang pecah, industri lokal kami harus mendapatkan keuntungan," kata dia.

Baca juga: Ledakan Lebanon Telah Sebulan Berlalu, Pencarian Korban Masih Dilakukan

"Kami mengalihkan kaca agar tidak berakhir di TPA, kami memasok industri lokal kami dengan bahan baku gratis," lanjutnya.

Abichaker menjelaskan, lebih dari 5.000 ton kaca hancur akibat ledakan tersebut.

Dari pertengahan Agustus hingga 2 September, hampir 58 ton pecahan kaca dari Beirut dikirim untuk didaur ulang di Uniglass dan Golden Glass di Tripoli.

Puncak gunung es

Di distrik Mar Mikhael, para pemuda mengenakan sepatu, topeng, dan sarung tangan tebal untuk menyortir kaca di bawah terik matahari.

Anthony Abdel Karim yang selama berebulan-bulan meluncurkan proyek daur ulang kaca, mengoordinasikan kegiatan itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com