Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut WHO Menjanjikan, Bagaimana Perkembangan Terkini Program ACT-Accelerator Covid-19?

Kompas.com - 14/08/2020, 20:29 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan program akselerator akses peralatan Covid-19 (ACT-Accelerator) yang diluncurkan April lalu telah menunjukkan hasil yang menjanjikan.

ACT-Accelerator merupakan inisiatif global yang berjalan bersama untuk menyatukan seluruh riset dan pengembangan, manufaktur, regulasi, pembelian dan pengadaan alat-alat yang diperlukan untuk mengakhiri pandemi virus corona.

Menurut Tedros, kolaborasi global melalui program ACT-Accelerator ini akan menghabiskan biaya yang jauh lebih kecil dibandingkan alternatif lain yang menyebabkan kemunduran sektor ekonomi dan membutuhkan stimulus fiskal lanjutan. 

"Kebutuhan pertama dan paling mendesak adalah sebesar 31,3 miliar dolar AS, untuk ACT-Accelerator," kata Tedros dalam keterangannya, Kamis (13/8/2020).

Vaksin

Mengutip keterangan resmi pada laman WHO, Asisten Direktur Jenderal untuk Akses Obat dan Produk Kesehatan, Dr Mariangela Simao mengatakan, kini program tersebut memiliki sekitar 200 kandidat vaksin.

"Mana yang terbaik? Kami belum memiliki kandidat vaksin yang telah menyelesaikan seluruh tahapan uji coba klinis. Jadi, kami belum tahu mana yang terbukti paling aman dan efektif," jelas Mariangela. 

Namun, setidaknya ada 9 vaksin yang tengah menjalani uji coba fase 2 dan fase 3. 

Baca juga: Soal Vaksin Corona Rusia, WHO Akan Lakukan Pra-kualifikasi Vaksin

Sementara, penasihat senior, Dr Bruce Aylward menyebut sejumlah negara mulai menyadari jika tidak ada solusi global, maka bisa terjadi krisis keuangan global.

Terkait dengan vaksin virus corona pertama yang diklaim oleh Rusia, Aylward mengatakan tidak memiliki informasi yang cukup untuk saat ini.

"Kami sedang dalam perbincangan dengan Rusia untuk memperoleh informasi tambahan, memahami status produk, uji coba yang telah dilakukan, dan langkah selanjutnya yang akan dilakukan," jelasnya.

Kondisi Covid-19 terkini

Direktur Eksekutif Program Keadaan Darurat Kesehatan, Dr Michael Ryan, menyebut bahwa jumlah kasus kini mencapai titik hanya terjadi sedikit penambahan atau cenderung tetap. 

"Akan tetapi, air yang tenang bukan berarti badai telah selesai," ungkap Ryan.

Sementara itu, pimpinan teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan beberapa negara ada yang melaporkan seseorang bisa terinfeksi virus corona kembali.

"Namun, ini masih belum dikonfirmasi," ujar Van Kerkhove.

Van Kerkhove juga mengungkapkan, China saat ini tengah menguji keberadaan virus corona pada kemasan makann.

"Mereka menguji keberadaan virus pada kemasan. Ada ratusan ribu sampel dan ditemukan kasus yang sangat sedikit, yaitu kurang dari 10 yang dikonfirmasi positif," jelasnya.

Baca juga: Otoritas China Klaim Temukan Virus Corona pada Sayap Ayam Impor dari Brazil

Untuk mencegah adanya virus di sebuah kemasan, WHO telah mengeluarkan panduan bersama dengan FAO terkait makanan dan penanganannya.

"Kami tidak memiliki contoh kasus di mana virus ditularkan secara foodborne, yaitu ketika seseorang mengonsumsi produk makanan tertentu sejauh ini," sambungnya. 

Mengutip data dari laman Worldometers, Jumat (14/8/2020), ada lebih dari 21 juta kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi di dunia dengan lebih dari 750.000 kasus kematian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com