KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump resmi mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang WeChat beroperasi di AS.
Selain WeChat, aplikasi TikTok juga akan dilarang digunakan di negara adidaya ini.
Kendati demikian, pemerintah AS memberikan tenggat waktu selama 45 hari atau sampai 15 September kepada perusahaan inti dari TikTok dan WeChat, yakni ByteDance dan Tencent.
Baca juga: Daftar 19 Aplikasi Berbahaya bagi Pengguna Android
Apa itu WeChat?
Dilansir dari CNBC (3/2/2019), WeChat merupakan aplikasi perpesanan yang paling populer di China dengan basis pengguna bulanan lebih dari 1 miliar orang.
Namun, penggunaan aplikasi ini menjadi kecil kemungkinan digunakan oleh orang yang tinggal di luar China.
Awalnya, WeChat dibuat sebagai layanan perpesanan, tetapi aplikasi ini telah berubah menjadi aplikasi yang memiliki beragam fasilitas.
Seorang penggunanya dapat melakukan apa saja, seperti pembayaran, memesan penerbangan, atau memanggil kendaraan tumpangan secara online.
Hal ini sangatlah berbeda dengan Facebook Messenger atau WhatsApp.
Baca juga: Mengenal TikTok, Aplikasi yang Akan Dilarang Trump
Salah satu kegunaan utama WeChat adalah pengiriman pesan. Sama sepeti WhatsApp, penggunanya memiliki daftar percakapan.
Anda dapat menambahkan orang dengan berbagai cara.
Saat orang bertukar detail kontak di China, Anda sering melihat satu orang memindai telepon orang lain.
Setiap pengguna WeChat memiliki kode unik (barcode) yang dikenal sebagai kode QR. Satu orang dapat memindai kode QR pengguna lain untuk menambahkannya ke WeChat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: YouTube Diluncurkan, Bagaimana Awal Mulanya?
Anda juga dapat menggunakan nomor telepon atau ID untuk menambahkan orang dan mencari orang di sekitar.
WeChat adalah salah satu cara utama orang berkomunikasi di China. Bahkan ketika melakukan bisnis, orang lebih suka WeChat untuk mengirim email. Itu bahkan lebih lazim karena layanan seperti Facebook diblokir di sini.