KOMPAS.com - Pada Selasa (4/8/2020) sore, ledakan besar terjadi di Pelabuhan Beirut, ibu kota Lebanon.
Pelabuhan Beirut merupakan pelabuhan utama dan terbesar di negara yang berhadapan langsung dengan Laut Mediteranian itu.
Ledakan itu diawali dengan kebakaran di sekitar kompleks pelabuhan. Karena asap yang mengepul tinggi, momen ini pun banyak diabadikan warga sekitar.
Beberapa detik kemudian, ledakan besar seketika mengguncang kota itu dan mengempaskan gedung-gedung di sekitarnya.
Beragam spekulasi mengenai penyebab ledakan itu pun bermunculan. Namun, dugaan kuat sementara adalah berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gedung pelabuhan.
Baca juga: Lebanon Berduka Setelah Ledakan Dahsyat Mengguncang Beirut...
Bencana ini menambah berat situasi Lebanon. Bagaimana kondisi negara itu belakangan ini?
Dalam satu tahun terakhir, Lebanon sedang menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Alhurra, 8 Juni 2020, memberitakan, nilai tukar mata uang Lebanon terjun bebas dan membuat hampir setengah dari populasinya berada di bawah garis kemiskinan.
Kondisi ini mendorong ratusan ribu warga Lebanon turun ke jalan sejak 17 Oktober 2019 untuk memprotes pemerintah yang korup dan gagal dalam mengatasi krisis.
Aksi protes ini juga membuat Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengundurkan diri dan digantikan oleh Hassan Diab yang didukung oleh Hezbollah.
Lembaga Krisis Internasional (ICG) melaporkan, krisis ekonomi yang terjadi di Lebanon saat ini belum pernah terjadi dalam sejarah negera itu.
"Lebanon membutuhkan bantuan asing yang mendesak agar terhindar dari dampak sosial terburuk," kata lembaga itu.
Baca juga: Ledakan di Lebanon, Kemenlu Terus Pantau dan Pastikan Kondisi WNI
Pada Maret 2020, untuk pertama kalinya Lebanon gagal membayar utang luar negerinya.
Untuk mengatasi masalah ini, Lebanon sepakat meminjam dana dari IMF pada akhir April 2020.
Selain itu, laporan itu juga menyebutkan bahwa Lebanon membutuhkan bantuan internasional demi membantu sejumlah pihak yang paling terdampak oleh krisis ini.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.