Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Universitas Terbaik di Asia Tenggara Versi Webometrics, UI Peringkat 9

Kompas.com - 03/08/2020, 18:07 WIB
Jihad Akbar

Penulis

Universitas yang berlokasi di Selangor, Malaysia, ini bermula dari sekolah pertanian pada tahun 1931. Kemudian, pada 1997, diresmikan menjadi Universiti Putra Malaysia.

Versi Webometrics, Universiti Putra Malaysia berada pada peringkat 577 universitas di dunia.

Baca juga: 10 PTN Terbaik di Indonesia 2020 Versi Webometrics

8. Mahidol University

Mahidol University berlokasi di Provinsi Nakhon Pathom, Thailand. Universitas ini berada pada peringkat kedelapan universitas di Asia Tenggara.

Mahidol University berkaitan erat dengan pendirian Rumah Sakit Siriraj pada tahun 1888.

Versi Webometrics, Mahidol University berada pada peringkat 610 universitas di dunia.

9. Universitas Indonesia (UI)

Universitas Indonesia (UI) yang terletak di Depok, Jawa Barat, dan Jakarta menempati rangking kesembilan universitas di Asia Tenggara.

UI merupakan perguruan tinggi tertua di Indonesia yang diawali saat pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1849 membangun sekolah tinggi ilmu kesehatan. Nama UI dikukuhkan setelah masa kemerdekaan, tepatnya tahun 1950.

Versi Webometrics, UI berada pada peringkat 693 universitas di dunia.

10. Chiang Mai University

Chiang Mai University di Provinsi Chiang Mai, Thailand, berada pada peringkat kesepuluh universitas di Asia Tenggara.

Universitas tersebut didirikan pada tahun 1964. Chiang Mai University memiliki penekanan pada bidang teknik, sains, pertanian, dan kedokteran.

Versi Webometrics, Chiang Mai University berada pada peringkat 733 universitas di dunia.

Baca juga: 10 Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Indonesia 2020 Versi Webometrics

Kriteria pemeringkatan Webometrics

Dalam membuat peringkat, Webometrics menggunakan empat indikator.

Pertama, presence yang menghitung jumlah halaman website dari domain web utama, termasuk seluruh subdomain, yang ada di perguruan tinggi. Sumbernya dari Google. Ini bobotnya 5%.

Kedua, visibility yang menghitung jumlah eksternal link unik yang terhubung ke domain web perguruan tinggi (dinormalisasi dan kemudian nilai rata-rata). Sumber datanya dari Ahrefs Majestic. Ini bobotnya 50%.

Ketiga, transparency/openness yang menghitung jumlah kutipan dari 210 penulis teratas. Datanya bersumber dari Google Scholar. Ini bobotnya 10%.

Keempat, excellence or scholar yang menghitung jumlah 10 persen makalah teratas yang paling banyak dikutip dari masing-masing 26 disiplin ilmu, dilihat dari seluruh database untuk periode 5 tahun (2014-2018). Sumbernya dari Scimago. Ini bobotnya 35%.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com