Itulah pendekatan yang diambil di banyak negara lain dan oleh perusahaan lain.
Khususnya, Moderna, yang vaksinnya didukung oleh Pemerintah AS dan yang memulai pengujian tahap 3, telah membangun vaksin corona virus berdasarkan vaksin yang telah dikembangkannya untuk virus terkait, MERS.
Regulator AS dan Eropa membutuhkan uji keamanan dan kemanjuran yang lengkap untuk vaksin.
Baca juga: 75 Negara Ingin Bergabung dengan Skema COVAX untuk Vaksin Corona
Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan, tentara Rusia bertugas sebagai sukarelawan.
Sementara itu, Direktur Proyek, Alexander Ginsburg mengaku bahwa ia telah menyuntikkan dirinya dengan vaksin.
Para pejabat Rusia menjelaskan, obat itu dilacak dengan cepat karena pandemi global dan masalah corona virus yang parah bagi negara itu sendiri.
Saat ini, Rusia telah memiliki lebih dari 800.000 kasus yang dikonfirmasi.
"Ilmuwan kami fokus bukan pada menjadi yang pertama tetapi pada melindungi orang," kata Dmitriev.
Vaksin ini menggunakan vektor adenovirus manusia yang telah dibuat lebih lemah sehingga tidak mereplikasi dalam tubuh.
Tidak seperti kebanyakan vaksin yang tengah dikembangkan, vaksin ini bergantung pada dua vektor, bukan satu, dan pasien akan menerima suntikan pendorong kedua.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan petugas kesehatan di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 20 Juni.
Pejabat menyebutkan, data ilmiah mereka saat ini sedang dikompilasi dan akan tersedia untuk peer review dan publikasi pada awal Agustus.
"Rusia mengukuhkan posisi kepemimpinannya dalam pengembangan vaksin dan platform vaksin Ebola dan MERS yang telah terbukti untuk membawa solusi pertama yang aman dan efisien untuk masalah terbesar dunia," ujar Dmitriev.
Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada vaksin yang disetujui untuk MERS.
Baca juga: Saat Negara Maju Berkompetisi Dapatkan Vaksin Corona
Kementerian Kesehatan Rusia, yang belum mengonfirmasi tanggal persetujuan pada bulan Agustus, menyebutkan, staf medis garis depan akan menjadi yang pertama divaksinasi setelah obat baru tersebut disetujui untuk penggunaan umum.