Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2020, 15:33 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Maraknya perburuan satwa, penggundulan hutan hingga perluasan perkebunan sawit diduga membuat habitat harimau sumatera kian terancam.

Diketahui harimau sumatera merupakan salah satu satwa yang terancam punah. Populasinya diprediksi tak sampai 400 ekor, berdasarkan data pada 2004.

Satwa dengan nama latin Panthera tigris sumatrae ini pun berstatus kritis atau critically endagered.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Kendati demikian, seekor harimau sumatera lahir di kebun binatang Polandai. Hal ini diungkapkan pejabat setempat pada Jumat, 24 Juli 2020.

Melansir CNA, Jumat (24/7/2020), anakan harimau sumatera yang berjenis kelamin perempuan ini lahir saat penguncian yang diakibatkan virus corona pada 20 Mei 2020 lalu di Kebun Binatang Wroclaw, namun pemberitaannya memang baru diumumkan ke publik.

Harimau sumatera yang baru lahir ini berasal dari indukan berusia 7 tahun, Nuri dan jantan berusia 11 tahun.

Adapun keduanya merupakan bagian dari progam pemuliaan global yang bertujuan menyelamatkan spesies dari kepunahan.

"Kami gugup karena ini adalah anak pertama Nuri, tapi dia terbukti menjadi ibu yang ahli," kata Direktur Kebun Binatang Radoslaw Ratajszczak.

Baca juga: Teror Hewan Sepanjang 2019: Tawon Ndas, Harimau, hingga Ular Kobra

Menemukan nama

Harimau sumatera yang mati akibat terjerat di areal PT AA di Desa Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau, dibawa ke BBKSDA Riau untuk dilakukan neukropsi, Senin (18/5/2020).KOMPAS.COM/IDON Harimau sumatera yang mati akibat terjerat di areal PT AA di Desa Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau, dibawa ke BBKSDA Riau untuk dilakukan neukropsi, Senin (18/5/2020).

Kebun binatang mengundang pengguna internet ke halaman Facebook-nya untuk membantu menemukan nama bagi anakan harimau ini.

"Kami akan senang menemukan nama Asia yang mencerminkan asal-usul spesies," ujar dia.

Ia menambahkan, staf kebun binatang, terutama penjaga harimau yang akan membuat pilihan terakhir.

Ratajszczak menjelaskan, harimau sumatera biasanya hidup sekitar 30 tahun, dengan betina melahirkan sekitar 10 ekor selama hidupnya.

Baca juga: Penelitian Terbaru: Cegah Penuaan Dini dengan Arbei

Berasal dari pulau Sumatera Indonesia, harimau ini dianggap sangat terancam punah oleh Persatuan Indonesia untuk Konservasi Alam.

Jumlah yang diyakini masih hidup di alam liar kurang dari 400 ekor dan sebanyak 300 ekor berada di penangkaran.

Menurut TRAFFIC, jaringan pemantauan perdagangan satwa liar global, perburuan liar merajalela dan menyebabkan hampir seluruh kematian hewan ini.

Bagian-bagian tubuh harimau banyak digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama di China, meskipun bukti ilmiahnya sangat banyak bahwa mereka tidak memiliki nilai manfaat.

Baca juga: Kasus Penyelundupan Satwa Sepanjang 2019, dari Komodo hingga Ayam Aduan

Satwa endemik Sumatera

Harimau sumatera (Panthera tigris Sumatrae) terlihat di kandang saat menjalani proses observasi di Kawasan Konservasi Tambling, Lampung, Kamis (23/1/2020). Harimau yang diduga menerkam warga di Sumatera Selatan ini akan menjalani observasi di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Harimau sumatera (Panthera tigris Sumatrae) terlihat di kandang saat menjalani proses observasi di Kawasan Konservasi Tambling, Lampung, Kamis (23/1/2020). Harimau yang diduga menerkam warga di Sumatera Selatan ini akan menjalani observasi di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC).

Melansir national geographic, harimau sumatera merupakan subspesies harimau asli (endemik) pulau Sumatera, Indonesia.

Ini adalah yang terkecil dari harimau, mungkin dikarenakan evolusi di habitat pulau yang terisolasi.

Garis-garis harimau sumatera lebih dekat antar satu sama lain dan bulunya berwarna oranye lebih gelap daripada subspesies lain, lebih baik memungkinkannya untuk berbaur dengan habitat hutan hujan tropis.

Janggut dan surainya khas membantu membedakan harimau jenis ini.

Baca juga: Punya Hewan Peliharaan, Apakah Baik untuk Kesehatan?

Karnivora

Hewan ini masuk dalam golongan karnivora, di mana memangsa hampir semua hewan, baik besar atau kecil.

Harimau sumatera berburu pada malam hari dan cenderung menghasilkan sekitar satu pembunuhan besar dalam seminggu.

Kecepatan berlarinya dapat mencapai hampir 40 mil per jam, tapi hanya dalam waktu singkat, sehingga hewan ini harus memanfaatkannya sebaik mungkin.

Ini yang menyebabkan harimau Sumatera menyergap predator, perlahan dan diam-diam mengintai mangsanya sampai siap menerkam.

Hilangnya habitat hewan ini, membuat harimau sumatera harus berjalan lebih jauh hanya untuk mencari makan, bahkan terkadang harus mencpai 18 mil.

Baca juga: Mengenal Bunga Bangkai Amorphophallus titanum yang Mekar di Kebun Raya Bogor...

Hamil dan melahirkan

Seekor betina hamil selama sekitar seratus hari sebelum melahirkan satu hingga enak anak.

Anak-anak harimau akan menempel kepada ibunya selama sekitar dua tahun.

Hilangnya habitat dan tingginya perburuan liar menjadi ancaman yang dihadapi oleh hewan yang hampir punah ini.

Perluasan perkebunan kelapa sawit merupakan pendorong utama di balik hilangnya hampir 20 persen habitat harimau sumatera pada 2002-2012.

 Baca juga: Pro Kontra Kebijakan Ekspor Benih Lobster di Era Edhy Prabowo...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Harimau Sumatera Terancam Punah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com