Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Harimau Sumatera yang Terancam Punah...

KOMPAS.com - Maraknya perburuan satwa, penggundulan hutan hingga perluasan perkebunan sawit diduga membuat habitat harimau sumatera kian terancam.

Diketahui harimau sumatera merupakan salah satu satwa yang terancam punah. Populasinya diprediksi tak sampai 400 ekor, berdasarkan data pada 2004.

Satwa dengan nama latin Panthera tigris sumatrae ini pun berstatus kritis atau critically endagered.

Kendati demikian, seekor harimau sumatera lahir di kebun binatang Polandai. Hal ini diungkapkan pejabat setempat pada Jumat, 24 Juli 2020.

Melansir CNA, Jumat (24/7/2020), anakan harimau sumatera yang berjenis kelamin perempuan ini lahir saat penguncian yang diakibatkan virus corona pada 20 Mei 2020 lalu di Kebun Binatang Wroclaw, namun pemberitaannya memang baru diumumkan ke publik.

Harimau sumatera yang baru lahir ini berasal dari indukan berusia 7 tahun, Nuri dan jantan berusia 11 tahun.

Adapun keduanya merupakan bagian dari progam pemuliaan global yang bertujuan menyelamatkan spesies dari kepunahan.

"Kami gugup karena ini adalah anak pertama Nuri, tapi dia terbukti menjadi ibu yang ahli," kata Direktur Kebun Binatang Radoslaw Ratajszczak.

Menemukan nama

Kebun binatang mengundang pengguna internet ke halaman Facebook-nya untuk membantu menemukan nama bagi anakan harimau ini.

"Kami akan senang menemukan nama Asia yang mencerminkan asal-usul spesies," ujar dia.

Ia menambahkan, staf kebun binatang, terutama penjaga harimau yang akan membuat pilihan terakhir.

Ratajszczak menjelaskan, harimau sumatera biasanya hidup sekitar 30 tahun, dengan betina melahirkan sekitar 10 ekor selama hidupnya.

Berasal dari pulau Sumatera Indonesia, harimau ini dianggap sangat terancam punah oleh Persatuan Indonesia untuk Konservasi Alam.

Jumlah yang diyakini masih hidup di alam liar kurang dari 400 ekor dan sebanyak 300 ekor berada di penangkaran.

Menurut TRAFFIC, jaringan pemantauan perdagangan satwa liar global, perburuan liar merajalela dan menyebabkan hampir seluruh kematian hewan ini.

Bagian-bagian tubuh harimau banyak digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama di China, meskipun bukti ilmiahnya sangat banyak bahwa mereka tidak memiliki nilai manfaat.

Melansir national geographic, harimau sumatera merupakan subspesies harimau asli (endemik) pulau Sumatera, Indonesia.

Ini adalah yang terkecil dari harimau, mungkin dikarenakan evolusi di habitat pulau yang terisolasi.

Garis-garis harimau sumatera lebih dekat antar satu sama lain dan bulunya berwarna oranye lebih gelap daripada subspesies lain, lebih baik memungkinkannya untuk berbaur dengan habitat hutan hujan tropis.

Janggut dan surainya khas membantu membedakan harimau jenis ini.

Karnivora

Hewan ini masuk dalam golongan karnivora, di mana memangsa hampir semua hewan, baik besar atau kecil.

Harimau sumatera berburu pada malam hari dan cenderung menghasilkan sekitar satu pembunuhan besar dalam seminggu.

Kecepatan berlarinya dapat mencapai hampir 40 mil per jam, tapi hanya dalam waktu singkat, sehingga hewan ini harus memanfaatkannya sebaik mungkin.

Ini yang menyebabkan harimau Sumatera menyergap predator, perlahan dan diam-diam mengintai mangsanya sampai siap menerkam.

Hilangnya habitat hewan ini, membuat harimau sumatera harus berjalan lebih jauh hanya untuk mencari makan, bahkan terkadang harus mencpai 18 mil.

Hamil dan melahirkan

Seekor betina hamil selama sekitar seratus hari sebelum melahirkan satu hingga enak anak.

Anak-anak harimau akan menempel kepada ibunya selama sekitar dua tahun.

Hilangnya habitat dan tingginya perburuan liar menjadi ancaman yang dihadapi oleh hewan yang hampir punah ini.

Perluasan perkebunan kelapa sawit merupakan pendorong utama di balik hilangnya hampir 20 persen habitat harimau sumatera pada 2002-2012.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/25/153300165/mengenal-harimau-sumatera-yang-terancam-punah-

Terkini Lainnya

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke