Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KRL Kini Wajib Pakai Baju Lengan Panjang, Memangnya Efektif?

Kompas.com - 16/07/2020, 20:38 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penumpang kereta rel listrik (KRL) akan diwajibkan menggunakan baju lengan panjang mulai minggu depan.

Dilansir Kompas.com, Kamis (16/7/2020), aturan tersebut mengikuti Surat Edaran Kementerian Perhubungan (SE Kemenhub) Nomor 14 tahun 2020 tentang Pedoman dan Petunjuk Teknis Pengendalian Transportasi Perkeretaapian Dalam Masa Adaptasi Kebiasan Baru untuk Mencegah Penyebaran Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19).

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, penumpang tidak akan diizinkan masuk stasiun jika tak menggunakan lengan panjang.

Baca juga: Mengenal Hokkaido, Provinsi Bersalju yang Menjadi Sarang Virus Corona di Jepang

Dia menuturkan, penumpang bisa menggunakan jaket, kemeja, atau kaus lengan panjang untuk naik KRL.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menanggapi bahwa penggunaan lengan panjang untuk mencegah penularan Covid-19 tidak ada risetnya.

"Enggak ada risetnya dan juga kaitannya secara mekanisme penularan Covid-19," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/7/2020).

Penyebab penularan utama virus SARS-CoV-2 yakni saat tangan menyentuh wajah seperti mata hidung, dan mulut.

Dicky mengatakan bersenggolan antar sesama penumpang tidak boleh, baik memakai lengan panjang atau tidak. Minimal harus dicegah atau diminimalisir.

Baca juga: Ramai soal Penolakan Jenazah Covid-19, Dokter: Pasien Meninggal, Virus Pun Mati

Kurangi kapasitas penumpang

Calon penumpang duduk dengan tanda jaga jarak di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (12/6/2020). Kereta Api Jarak Jauh Reguler kembali beroperasi dan ada satu kereta yang diberangkatkan yakni dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Purwokerto di Jawa Tengah, pengoperasian diikuti dengan penerapan protokol pencegahan COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Calon penumpang duduk dengan tanda jaga jarak di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (12/6/2020). Kereta Api Jarak Jauh Reguler kembali beroperasi dan ada satu kereta yang diberangkatkan yakni dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Purwokerto di Jawa Tengah, pengoperasian diikuti dengan penerapan protokol pencegahan COVID-19.

Justru menurutnya yang harus diutamakan adalah mengurangi kapasitas penumpang, sehingga tidak terjadi kepadatan.

"Saat ini sebaiknya diturunkan dulu kapasitas penumpang karena posisi penularan Covid-19 di masyarakat tinggi," tambahnya.

Idealnya, kata dia, 25 sampai 35 persen dari kapasitas. Tapi kebijakan itu perlu dibarengi kerja sama berbagai pihak.

Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?

"Pengurangan kuota penumpang perlu dibarengi dengan penambahan frekuensi kereta atau busway untuk mengurangi penumpukan," imbuh dia.

Dicky mengatakan, penting juga untuk membuka jendela atau mengatur ventilasi agar sirkulasi baik.

Solusi agar penumpang tidak berdesakan menurut Dicky selain menurunkan kapasitas penumpang, juga membuat sistem tiket online.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Perlunya work from home

Ilustrasi bekerja dari rumah atau work from home.Shutterstock Ilustrasi bekerja dari rumah atau work from home.

Dengan begitu menurutnya jumlah penumpang bisa lebih terkendali. Penumpang hanya berangkat atau pergi ke stasiun sesuai jadwal tiketnya.

Selain itu perlu juga kerja sama antara Pemda dengan pihak perusahaan.

Dicky mengatakan saat ini masih perlu Work From Home (WFH). Para karyawan, terutama yang berisiko perlu bekerja dari rumah. Dengan begitu juga akan mengurangi jumlah penumpang KRL.

"Perkantoran ini harus terus di monitor, karena pandemi ini masih relatif lama," katanya.

Dicky menambahkan nantinya kebijakan harus dievaluasi lagi saat situasi relatif terkendali.

Selain itu dia berharap agar pemerintah lebih bijak dalam mengambil keputusan.

"Hendaknya setiap kebijakan yang diambil berdasar sains sehingga efektif dalam mencegah penularan. Kewajiban memakai masker, menjaga jarak, dan melakukan disinfeksi rutin serta menjaga ventilasi yang baik di gerbong jauh lebih utama," tutupnya.

Baca juga: Sering Sakit Punggung Ketika WFH, Berikut 4 Cara Meredakannya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Batuk Gejala Covid-19 dan Batuk Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com