Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral soal Kasus Bunuh Diri Mahasiswa karena Skripsinya Kerap Ditolak Dosen, Ini Analisis Pengamat Pendidikan

Kompas.com - 15/07/2020, 12:04 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Informasi terkait unggahan meninggalnya mahasiswa semester akhir lantaran skripsinya kerap mengalami penolakan dari dosennya viral di media sosial baru-baru ini.

Adapun informasi tersebut diunggah oleh akun Twitter @collegemenfess pada Senin (13/7/2020).

"Sedih banget gak sih liat berita kayak gini. Skripsi buat S1 itu gak perlu yg susah-susah banget," tulis akun Twitter @collegemenfess.

Baca juga: Rektor Termuda Risa Santoso Bolehkan Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi, Ini Tanggapan Dikti

Baca juga: Sempat Error, Bagaimana Awal Mula WhatsApp Diluncurkan?

Sejauh ini, unggahan tersebut telah di-retweet dan dikomentari sebanyak lebih dari 3.400 kali dan telah disukai sebanyak lebih dari 12.000 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Tak hanya itu, sejumlah warganet lain pun berkomentar mengenai susahnya untuk menyelesaikan skripsi.

"Kenapa ya sumpah bisa sampe gini? Takut banget jadinya mikirin skripsi. Kuliah biasa aja udah berat berkali kali mikir mau mati, apalagi skripsian gini," tulis akun Twitter @renrenyawn dalam twitnya.

Baca juga: Ramai soal Pembatalan Diskon UKT bagi Mahasiswa PTKIN, Ini Penjelasan Kemenag

Tangkapan layar twit soal mahasiswa bunuh diri lantaran skripsinya ditolak dosen.Twitter: @collegemenfess Tangkapan layar twit soal mahasiswa bunuh diri lantaran skripsinya ditolak dosen.

Baca juga: Viral Unggahan soal Pacar yang Posesif, Apa Penyebab dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Mengutip pemberitaan Kompas.com (12/7/2020), seorang mahasiswa di Samarinda Kalimatan Timur BH (17) diduga gantung diri karena depresi setelah kuliah 7 tahun tak kunjung lulus.

Hal itu terjadi karena skripsinya sering ditolak dosen.

Usai kerap ditolak dosen, mahasiswa di salah satu universitas di Samarinda tersebut, sering terlihat diam dan murung.

BH ditemukan meninggal gantung diri di rumah milik kakak angkatnya di Jalan Pemuda, Samarinda pada Sabtu (11/7/2020) sore.

Lantas, bagaimana analisis pengamat pendidikan mengenai kejadian tersebut?

Konsultan pendidikan dan karier Ina Liem mengungkapkan, mahasiswa yang bunuh diri karena skripsi dapat dilihat dari berbagai faktor.

"Salah satu faktornya yakni mungkin mahasiswa tersebut punya masalah psikologis, ketahanan terhadap stres yang tergolong rendah. Skripsi hanya pemicunya," ujar Ina saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/7/2020).

Ina menyayangkan mengenai tipe universitas di Indonesia yang hanya memiliki satu macam sistem pembelajaran yakni research based university.

Baca juga: Penelitian Terbaru: Cegah Penuaan Dini dengan Arbei

Meski begitu, Ina menjelaskan bahwa Indonesia sendiri belum tergolong negara dengan ekonomi berbasis inovasi, di mana salah satu ciri aktivitasnya adalah penelitian (research).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Tren
Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Tren
Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Tren
Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Tren
Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com