Kemudian, sebagian lainnya di negara-negara yang telah melakukan pengujian secara sistematis pada anak-anak untuk melihat apakah mereka telah terpapar virus.
Sejauh ini, negara-negara yang telah membuka sekolah setelah terjadi penurunan tingkat infeksi dan memberlakukan peraturan seperti jarak fisik dan pembatasan ukuran sekolah, tidak menunjukkan lonjakan kasus.
Denmark dan Norwegia merupakan dua contoh yang baik. Keduanya membuka sekolah sejak April.
Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...
Awalnya, mereka membuka sekolah untuk anak-anak yang lebih muda. Mereka menguatkan prosedur pembersihan dan pembatasan ukuran kelas hingga memberi jarak antar bangku.
Namun, ada pula wabah yang terjadi akibat pembukaan sekolah, yaitu di negara-negara dengan tingkat infeksi tinggi dan pelonggaran pembatasan terlalu cepat.
Di Israel, virus menginfeksi lebih dari 200 siswa dan staf setelah sekolah dibuka pada awal Mei.
Baca juga: Sejumlah Negara yang Menolak Pencaplokan Israel atas West Bank
Para spesialis penyakit menular telah melakukan pemodelan dampak sekolah pada penyebaran virus di masyarakat mulai Februari.
Pada bulan Maret, mereka setuju bahwa menutup sekolah akan memperlambat perkembangan infeksi. Namun, langkah-langkah yang lebih luas seperti social distancing, terbukti memiliki efek pengendalian yang lebih besar.
"Risiko dari pembukaan sekolah akan bergantung pada seberapa baik sekolah mengendalikan penularan, misalnya dengan penggunaan masker dan membatasi okupansi," kata Profesor Biologi dan Statistika di University of Texas, Austin, Lauren Ancel Meyers.
Baca juga: Dimulai Besok, Simak Nilai Ambang Batas dan Materi SKD Sekolah Kedinasan 2020
Menurut para ahli kesehatan publik, pemeriksaan infeksi di sekolah adalah hal yang penting dilakukan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) merekomendasikan pemeriksaan pada siswa dan guru hanya berdasarkan gejala atau riwayat paparan. Namun, rekomendasi tersebut tidak akan menjangkau seluruh orang yang telah terinfeksi.
CDC sendiri tengah menyusun rekomendasi baru terkait pembukaan sekolah ini dalam beberapa minggu.
Adapun dokumen rencana baru ini termasuk panduan pemeriksaan gejala dan masker wajah dan checklist orangtua untuk memutuskan apakah anaknya akan kembali ke sekolah atau tidak.
Namun, belum ada panduan baru tentang ventilasi atau langkah-langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus yang mungkin terjadi lewat udara.
Baca juga: Kilas Balik Pernyataan WHO soal Penyebaran Virus Corona di Udara: Dulu Dibantah, Kini Diakui