Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami "Crab Mentality", Rasa Iri Pada Kemajuan Orang Lain

Kompas.com - 12/07/2020, 08:13 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Pernahkah Anda memerhatikan kepiting-kepiting yang ada di dalam satu ember? Jika pernah, Anda akan melihat kepiting-kepiting yang mencapit satu sama lain, lalu salah satunya berusaha untuk naik.

Inilah awal mulai dari munculnya terminologi mentalitas kepiting atau crab mentality.

Jika hanya ada satu ekor kepiting, mungkin ia dapat naik dan keluar dari ember. Akan tetapi, jika ada "teman-teman kepiting" lainnya, mereka akan tetap berada di ember dan berakhir bersama.

Mungkin, di kehidupan nyata, Anda seringkali mengalaminya. Terkadang Anda merasa didorong untuk memilih antara keluar dari "ember" dan menjaga hubungan sosial.

Baca juga: Semakin Keras Upaya Mendapatkan Vaksin Corona, Semakin Banyak Kepiting Belangkas Diperas Darahnya

Mengapa kepiting saling mencapit satu sama lain?

Habitat kepiting bukan di dalam ember. Mereka tumbuh dan berevolusi ditepi pantai di mana saling berdekatan satu sama lain menjadi strategi bertahan hidup.

Seekor kepiting tidak sadar saat berusaha menahan temannya. Mereka melakukannya dengan tujuan untuk saling menyelamatkan. 

Perilaku tersebut merupakan pilihan alaminya. Namun, sikap ini juga sering dianalogikan sebagai perilaku egois dan iri terhadap kesukesesan orang lain.

Melansir Pscychology Today, crab mentality adalah analogi dari perilaku egois tersebut. Saat salah satu kepiting berusaha keluar, kepiting lain berusaha menahannya.

Perilaku serupa juga tampak pada manusia, meskipun dalam kondisi yang berbeda.

Misalnya, kerap kali ada segelintir orang yang berusaha menjatuhkan individu lain yang hendak maju, seperti dengan meremehkan hingga memanipulasi.

Mentalitas ini seringkali membuat seseorang mengalami kesulitan untuk menghargai pencapaian orang lain sehingga muncul rasa iri dan berupaya membuat orang tersebut ada di kondisi yang sama.

Baca juga: Apakah Benar Cangkang Kepiting Tidak Bisa Dimakan?

Penyebab mentalitas kepiting

Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya crab mentality, di antaranya adalah manusia sebagai makhluk sosial yang saling bergantung dalam hidupnya.

Hidup berkelompok, selain kemudahan untuk mencapai tujuan bersama, juga berarti adanya persaingan yang konstan dalam hal makanan dan pasangan atau teman.

Crab mentality pun terjadi karena berbagai faktor dari kondisi tersebut, mulai dari malu, dendam, cemburu, hingga sifat kompetitif itu sendiri.

Kondisi ini menghasilkan hubungan yang tidak sehat dalam sebuah kelompok. 

Meskipun mentalitas kepiting dapat terasa positif bagi yang melakukan, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa perasaan tersebut tidak bertahan lama.

Sebab, akan selalu ada orang yang lebih pintar, lebih berkembang, dan beruntung daripada orang lain.

Baca juga: Tips Memilih Kepiting yang Segar, Lihat Mata dan Kakinya

Cara mencegah dampak mentalitas kepiting

Berikut adalah sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk "berdamai" dengan perasaan-perasaan yang menjadi penyebab crab mentality:

  • Gigih/tekun
  • Terus menambah nilai pada diri sendiri
  • Menjadi contoh atau model bagi orang lain
  • Tetap bersemangat dengan apapun yang tengah dilakukan
  • Tetap bertahan meski gagal

Hal-hal tersebut dapat menambah kepercayaan dan nilai pada diri sendiri sehingga tetap berada pada kondisi yang tidak dapat dipengaruhi oleh crab mentality.

Baca juga: Belajar Masak Kepiting Sambil Lihat Pantai Anyer di Live Instagram Kompas Travel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com