Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecahkan Rekor Baru Kasus Covid-19, Berikut 3 Penyebab Utamanya...

Kompas.com - 10/07/2020, 12:48 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020 lalu, penambahan kasus virus corona di Indonesia terus mengalami penambahan.

Jumlah kasus Covid-19 secara keseluruhan menyentuh angka 70.736 kasus hingga Kamis (9/7/2020).

Dalam 24 jam terakhir, terdapat penambahan tertinggi harian Covid-19 yakni sebanyak 2.657 kasus.

Baca juga: Kawal Covid-19: Pandemi Indonesia Baru Dimulai, Apa Kata Gugas Tugas?

Sementara itu, untuk jumlah pasien yang sembuh juga mengalami penambahan sebanyak 1.066 orang.

Terkait jumlah korban jiwa akibat Covid-19 sebanyak 58 pasien hanya dalam waktu dua hari, yakni 8-9 Juli 2020.

Lantas, faktor apa saja yang menyebabkan kasus harian Covid-19 meninggi dan bahkan memecahkan rekor baru lagi?

1. Mobilitas tinggi

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menilai, penyebab utama tingginya kasus Covid-19 dalam sehari di Indonesia dikarenakan mobilitas masyarakat yang juga tinggi.

Mobilitas tersebut, lanjut Riris, diakibatkan oleh penerapan normal baru setelah Hari Raya Idul Fitri lalu.

"Ya, penularannya semakin meluas, sejak digulirkannya new normal mulai Lebaran Idul Fitri kemarin, itu kan orang jadi lebih rileks," kata Riris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Menurut Riris, apabila belum ditemukan vaksin atau obat yang bisa mengendalikan penularan Covid-19, maka kasus akan kembali seperti semula.

Baca juga: Ramai soal Penolakan Jenazah Covid-19, Dokter: Pasien Meninggal, Virus Pun Mati

2. Meningkatnya kapasitas tes

Seorang sopir bus di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjalani rapid test di area Terminal Pasirhayam, Rabu (8/7/2020). Dari 100 orang yang diperiksa, hasilnya non-reaktifKOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Seorang sopir bus di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjalani rapid test di area Terminal Pasirhayam, Rabu (8/7/2020). Dari 100 orang yang diperiksa, hasilnya non-reaktif

Ketika ditanya apakah disebabkan juga karena meningkatnya kapasitas tes, Riris tak menampik soal hal itu.

"Ada peningkatan jumlah tes memang iya, tetapi kalau peningkatan jumlah tes tanpa ada peningkatan penularan, penemuannya seharusnya tetap sama atau bahkan berkurang," jelas Riris.

Oleh sebab itu, Riris melanjutkan, melonjaknya jumlah kasus Covid-19 dalam sehari dikarenakan murni tingginya orang terpapar.

Baca juga: 5 Fakta Film G30S/PKI, dari Film Wajib Era Soeharto hingga Pecahkan Rekor Penonton

Riris berujar, masyarakat tidak bisa disalahkan begitu saja karena hal ini.

Tak bisa juga menyalahkan pemerintah karena dalam perjuangan melawan Covid-19, semua pihak turut berperan.

"Tidak bisa kita hanya menyalahkan pemerintah, tetapi juga tidak bisa menyalahkan masyarakat juga. Intinya ini kerja bersama," ungkap Riris.

Baca juga: Rekor 2.657 Kasus Baru Covid-19, Berikut 3 Cara Menekan Laju Penyebaran Virus Corona

3. Karena klaster Secapa AD

6 Warga Positif Covid-19, TIm Gugus Tugas Percepatan Penangulangan Covid-19 Kota Parepare, Lakukan SterilisasiSUDDIN SYAMSUDDIN 6 Warga Positif Covid-19, TIm Gugus Tugas Percepatan Penangulangan Covid-19 Kota Parepare, Lakukan Sterilisasi

Berbeda dengan Riris, pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama mengatakan tingginya kasus karena adanya salah satu klaster di Jawa Barat.

"Salah satunya disumbang oleh klaster baru di Jawa Barat. Klaster Secapa AD," kata Bayu.

Menurutnya, adanya klaster tersebut mengakibatkan ledakan dari sisi penambahan jumlah kasus dalam sehari.

Adapun klaster tersebut, kata Bayu, seharusnya tidak terjadi bila menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Iya, karena klaster itu (Secapa AD), kasusnya jadi meledak," ujar Bayu.

"Klasternya sebenarnya tidak harus terjadi kalau lokasi seperti Secapa AD itu melakukan protokol dan pengawasan yang ketat," pungkas dia.

Baca juga: Pendakian Gunung Lawu Dibuka, Simak Protokol Kesehatannya Sebelum Mendaki

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Protokol Kesehatan di Salon dan Barbershop

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com