Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Tiga Presiden Indonesia di Bulan Juli

Kompas.com - 08/07/2020, 11:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa hari setelah dilantik jadi presiden, saya ikut perjalanan pertama Gus Dur ke seluruh negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN). Perjalan ini hanya makan waktu tiga hari. Perjalanan ini banyak ditandai dengan jumpa pers baik di pesawat maupun di tempat kita menginap.

Suasana saat itu adalah “sorga” bagi wartawan.

Perjalanan paling fantastis, ketika ke Amerika, bertemu dengan Presiden (waktu itu) Bill Clinton. Hampir semua anggota rombongan tidak punya visa. Ini terjadi karena kami tidak sempat mengurus visa. Kami, rombongan, berangkat ke Amerika Serikat, dua malam setibanya dari keliling ASEAN.

Dalam kelompok wartawan, ada Wahyu Muryadi dari majalah Tempo (waktu itu). Banyak teman-teman wartawan yang bersikap sinis dengan penampilan Wahyu yang saat itu membawa ransel, sepatu sandal dan kemeja tangan panjang yang dilipat.

Penampilan ini terasa “aneh” bagi para wartawan istana yang sebagian besar dari masa Soeharto yang selalu tampil dengan setelan jas, dasi, atau batik berlengan panjang. Setiba kembali ke Indonesia, Wahyu diangkat oleh Gus Dur jadi kepala protokol istana.

Perjalanan pertama ke luar negeri Megawati adalah ke Singapur. Selama perjalanan beberapa hari ini saya ditemani Taufik Kiemas dan mendapat waktu eklusif wawancara dengan Wapres.

Yang paling saya ingat ialah pernyataan Megawati tentang khasiat rempah-rempah Indonesia yang membuat orang Eropa datang ke Nusantara di beberapa abad silam. Mega juga bilang selalu membawa kencur untuk mencegah flu atau batuk (menghilangkan suara parau).

Menjelang Juli 2001, suasa kemesraan presiden dan wakil presiden sudah diliputi awan mendung. Dalam sebuah acara di istana ,mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dan mantan Panglima Komando Wilayah Pertahanan (Pangkowilhan) Indonesia bagian timur, Letnan Jenderal TNI (purnawirawan) Kemal Idris mengatakan, “betapa sayangnya bila antara Gus Dur dan Megawati terjadi keretakan”.

Dalam pemilihan umum legislatif Juni 1999, Kemal Idris sering menyuarakan dukungannya kepada Megawati. Di bulan Oktober 1999, setelah terpilihnya Gus Dur jadi presiden dan Megawati jadi wakilnya, Kemal Idris mengatakan pasangan itu ideal sekali untuk pemerintahan ke depan.

Di awal Juli 2001 itu Kemal mengatakan, “jahat sekali kalau friksi antara Gus Dur dan Megawati disebabkan oleh orang-orang lain”. Kemal Idris wafat 28 Juli 2010.

Fendry Ponomban, Sejen Komite Perjuangan untuk Perubahan Yogyakarta atau KPRP (1998 -1999), mengatakan sampai saat ini dia mengenang Megawati sebagai tokoh politik tahan banting, politisi perempuan tangguh. “Maka beliau menjadi tokoh politik terkemuka saat ini.”

Senada dengan itu, Ahmad Rofiq mengatakan, “Kini Bu Mega tetap eksis di politik dan bahkan mampu mengantar parpol yang dipimpinnya menjadi pemenang tiga kali.”

Melky Lakalena, Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Partai Golkar mengenang, Gus Dur telah memberikan cintanya untuk kemanusiaan.

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menyebut Gus Dur sebagai bapak pluralisme.

Habibie, Gus Dur dan Megawati adalah sosok presiden tempat kita belajar saat ini.

Inilah catatan saya sebagai wartawan istana tentang tiga presiden dalam sejarah bulan Juli. Maaf bila catatan saya ini meloncat-loncat kekiri dan kekanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com