Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal "Dita Leni Ravia", Bagaimana Tradisi Penamaan Anak?

Kompas.com - 08/07/2020, 06:05 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nama "Dita Leni Ravia" banyak dibicarakan oleh warganet beberapa hari ini. Salah satunya berawal dari unggahan gambar KTP di Twitter oleh akun @jawafess pada Senin (6/7/2020). 

Hingga saat ini, unggahan tersebut telah di-retweet lebih dari 10.000 kali dan disukai lebih dari 34.000 pengguna twitterland

Unggahan yang memperlihatkan KTP dengan nama pemiliknya "Dita Leni Ravia" itu banyak dikomentari karena apabila diartikan dalam bahasa Jawa, nama tersebut berarti "Diikat Tali Rafia".

Nama unik anak ini sebenarnya bukan kali pertama ditemui, termasuk di Indonesia. Sejumlah nama-nama nyeleneh juga pernah muncul di media sosial beberapa waktu lalu.

Namun, bagaimana sebenarnya fenomena nama-nama unik yang sering kali muncul ini?

Tradisi penamaan anak di Indonesia

Menanggapi fenomena penamaan unik ini, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Dr Sunu Wasono, menyebut bahwa ada faktor-faktor seperti tradisi yang mendasarinya hingga perkembangan zaman.

"Tiap suku bangsa mempunyai tradisi sendiri-sendiri soal pemberian nama," kata Sunu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/7/2020) malam.

Misalnya, ada orangtua pada masyarakat tertentu yang memberi nama anaknya berdasarkan benda pertama yang terlihat ketika anak itu lahir.

"Di daerah Sunda, kalau kita perhatikan, banyak nama puitis. Ada suku kata yang diulang sehingga puitis," tambahnya. 

Baca juga: Siswi SMK Ini Memiliki Nama Hanya Satu Huruf N

Sunu juga menyebut contoh lain, yaitu di Jawa, di mana ada orangtua yang memberi nama anaknya dengan nama hari atau pasaran, seperti "Senen", "Rebo", "Kemis", dan "Kliwon".

"Karena pengaruh Islam, ada juga yang menamai anaknya Muhammad. Namun, lidah jawa mengucapkannya menjadi Mokamad. Ada juga Hasyim menjadi Kasim," sambungnya lagi.

Adapun di Bali, nama menunjukkan kasta dan urutan. Misalnya kasta Sudra, ada urutan nama yaitu Wayan, Putu, Gede, Made, Kadek, Nengah, Nyoman, Komang, dan Ketut yang menunjuk ke urutan anak.

"Di tempat lain, pastilah berlaku tradisi, kebiasaan, atau ketentuan yang berbeda pula," ujarnya.

Menyuarakan doa

Seiring perkembangan zaman, Sunu mengamati bahwa aturan, tradisi, dan kebiasaan pun berubah.

"Orang bisa saja terpengaruh oleh budaya populer, lalu memberi nama anaknya dengan nama orang terkenal, entah karena prestasinya atau profesinya," kata Sunu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com