Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona dan Berbagai Spekulasi Waktu Kemunculan Pertamanya...

Kompas.com - 28/06/2020, 20:25 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Mereka menguji sampel antara Januari 2018 hingga Desember 2019.

Hasilnya, para peneliti menemukan adanya genom virus pada sampel yang dikumpulkan pada 12 Maret 2019.

"Tingkat SARS-CoV-2 rendah tetapi positif," kata pemimpin penelitian, Albert Bosch.

Meski demikian, sejumlah ahli meragukan penelitian tersebut dan mengimbau agar para tim peneliti menguji ulang penelitiannya untuk mendapatkan kepastian.

Baca juga: Ahli Ungkap Kemunculan Covid-19 di Spanyol sejak Maret 2019

Agustus 2019

Sebuah studi yang dilakukan Universitas Harvard melaporkan, kemungkinan virus telah ada di Wuhan China sejak akhir Agustus 2019 hingga 1 Desember 2019.

Meski demikian, studi tersebut menuai banyak kritik karena metode yang dipakai dianggap tak sesuai oleh para peneliti independen.

Studi itu sendiri melakukan analisis dari citra satelit yang memantau pergerakan di sekitar rumah sakit Wuhan China, serta menggunakan perhitungan dari hasil pencarian gejala medis tertentu yang dilakukan masyarakat.

Laporan tersebut mengatakan, adanya peningkatan kendaraan parkir di rumah sakit bersamaan dengan pencarian online mengenai batuk dan diare, yang disebut kemungkinan gejala infeksi virus corona.

Baca juga: Disoroti, Studi Harvard yang Sebut Kemungkinan Virus Corona Ada di Wuhan pada Agustus 2019

September 2019

Sebuah penelitian dari Universitas Cambridge, Inggris, menunjukkan hasil analisis mereka pada sejumlah strain dari seluruh dunia bahwa wabah kemungkinan terjadi antara 13 September dan 7 Desember 2019.

"Virus ini mungkin telah bermutasi menjadi bentuk yang "efisien menginfeksi manusia" sejak berbulan-bulan yang lalu. Tetapi virus ini tetap tinggal di tubuh kelelawar atau hewan lain atau bahkan manusia selama beberapa bulan tanpa menulari orang lain," kata Peter Forster, pakar genetik dari Universitas Cambridge.

Penelitian tersebut juga menemukan fakta bahwa sebagian besar strain yang diambil sampelnya di Amerika Serikat dan Australia secara genetik lebih dekat dengan virus yang ada pada kelelawar daripada strain yang lazim dijumpai pada pasien dari seluruh Asia Timur.

Adapun yang ditemukan di Eropa merupakan keturunan dari virus varian Asia Timur.

Penelitian ini kemudian memunculkan perdebatan yakni mengapa AS memiliki lebih banyak strain yang secara genetik lebih dekat dengan virus kelelawar daripada Wuhan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com