KOMPAS.com - Peringatan untuk penggunaan dexamethasone terhadap pasien Covid-19 kembali mengemuka. Kali ini datang dari negeri seribu larangan, Singapura.
Pasalnya steroid yang terkandung dalam dexamethasone diketahui menyebabkan efek berbahaya.
Direktur Klinis di Pusat Penyakit Menular Nasional Singapura, Shawn Vasoo menyatakan hal itu saat menanggapi pertanyaan dari Channel News Asia.
Pertanyaan itu menyinggung kepada para peneliti dari University of Oxford yang menemukan bahwa dexamethasone dianggap signifikan mengurangi risiko kematian pasien corona yang parah.
Baca juga: Dexamethasone Diklaim Ampuh untuk Covid-9, Ini Imbauan IDI
Temuan ini dipuji sebagai "terobosan besar" dalam memerangi penyakit, dengan obat murah yang biasanya digunakan untuk mengobati berbagai reaksi alergi, seperti rheumatoid arthritis dan asma.
Peneliti Inggris menemukan dosis harian steroid antiinflamasi dapat mencegah satu dari delapan kematian pasien dengan ventilator dan menyelamatkan satu dari 25 pasien yang membutuhkan oksigen saja.
"Studi-studi yang sudah melaporkan temuan manfaat dalam pengobatan Covid-19 dilakukan tidak secara acak dan dibantu perawatan lainnnya," kata Vasoo.
"Secara historis, steroid juga diketahui menyebabkan efek buruk seperti superinfeksi bakteri atau jamur, pelajaran yang diambil dari wabah SARS 2003," ia menambahkan.
Baca juga: Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin
Vasoo menjelaskan, steroid juga akan menunda pembersihan virus dan karena itu direkomendasikan untuk dihindari.
Kecuali ada alasan lain untuk penggunaannya seperti eksaserbasi asma, penyakit paru obstruktif kronik dan syok septik refraktori pada pasien corona.
Menurutnya, beberapa pasien Covid-19 di Singapura telah menerima steroid karena indikasi lain seperti syok, tekanan darah rendah atau kondisi peradangan sekunder akibat penyakit ini.
"Sampai data awal baru-baru ini dibagikan oleh para peneliti Inggris, steroid belum terbukti memiliki "manfaat spesifik" dalam memerangi infeksi corona. Buktinya agak saling bertentangan," kata Vasoo.
Baca juga: Apa Itu Dexamethasone, Obat Kortikosteroid dan Efek Sampingnya...
Sementara ini, steroid mungkin "memiliki peran" pada pasien tertentu dengan kondisi lebih gawat seperti yang menggunakan ventilator.
Namun, dokter di Singapura masih menantikan data yang lebih rinci sehingga dapat meninjau rekomendasi penggunaan steroid untuk pasien corona.
"Dexamethasone adalah obat yang biasa digunakan, biayanya murah dan mudah diberikan. Akan ada diskusi lebih lanjut tentang bagaimana temuan ini akan mempengaruhi dan memodifikasi pendekatan pengobatan saat ini, " kata Vasoo.
Baca juga: 4 Alasan Mengapa Biaya Penanganan Pasien Covid-19 sampai Ratusan Juta
Sebagaimana diketahui, percobaan di Inggris, yang dilakukan kelompok peneliti, memberikan dexamethasone atau deksametason kepada lebih dari 2.000 pasien.
"Dexamethasone adalah obat pertama yang ditunjukkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pada Covid-19. Ini adalah hasil yang sangat disambut baik," kata profesor Emerging Infectious Diseases di Departemen Kedokteran Nuffield, Universitas Oxford Peter Horby.
"Dexamethasone tidak mahal, tersedia dan dapat segera digunakan untuk menyelamatkan nyawa di seluruh dunia," imbuhnya.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan pasien di negara itu akan mulai menerima obat ini.
Namun, uji coba Inggris menunjukkan dexamethasone tidak efektif dalam merawat pasien corona yang lebih ringan.
Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...
Tak lama setelah hasil uji coba Inggris dirilis, kepala program kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan memperingatkan bahwa dexamethasone harus dicadangkan hanya untuk kasus-kasus serius yang telah terbukti memberikan manfaat.
Dokter di beberapa bagian dunia, seperti Denmark dan AS, sudah mulai meresepkan steroid untuk pasien corona.
Tetapi para ahli medis di negara-negara lain, termasuk Korea Selatan, Swiss dan Italia, telah mendesak untuk berhati-hati.
Di AS, beberapa rumah sakit dihadapkan dengan lonjakan kasus Covid-19 yang baru mulai mengobati pasien mereka yang paling sakit dengan dexamethasone.
Baca juga: Viral, Unggahan Diagnosis Berkode CVD Dikira Covid-19, Ini Penjelasan Dokter