Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Dexamethasone, Obat Kortikosteroid dan Efek Sampingnya...

Kompas.com - 18/06/2020, 17:39 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dexamethasone atau deksametason kini banyak diperbincangkan di media sosial lantaran diklaim dapat menurunkan angka kematian pasien Covid-19.

Hal itu mengemuka setelah tim dari Universitas Oxford melakukan uji coba kepada ribuan pasien di rumah sakit terkait penggunaan dexamethasone, Selasa (16/6/2020).

Hasilnya, temuan mereka menunjukkan bahwa obat tersebut sukses mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Lantas apa itu dexamethasone dan apa efek sampingnya?

Deksamethasone dengan kortikosteroid

Terkait hal ini, dokter yang tengah menempuh program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dermatolog dan venereolog Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Agung Mohamad Rheza mengisahkan mengenai peran kandungan yang ada pada deksametason beserta efek samping penggunaannya.

Rheza menjelaskan deksametason termasuk obat kortikosteroid.

"Secara umum, kortikosteroid digunakan sebagai obat untuk antiradang dan penyakit autoimun. Biasanya untuk penyakit yang telah diketahui memiliki perjalanan kronik, akan diobati dengan kortikosteroid jangka panjang pula (misal asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan lainnya)," ujar Rheza kepada Kompas.com, Kamis (18/6/2020).

Ia pun sempat menuliskan penjelasan tersebut melalui akun Twitter-nya, @agungmrheza pada Kamis (18/6/2020).

Baca juga: Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin

Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...

Menurutnya, kortikosteroid merupakan hormon yang dihasilkan dari sintesis kolesterol di kelenjar adrenal.

"Kortikosteroid ini dibagi menjadi glukokortikoid, mineralkortikoid, dan steroid sex, di mana dalam perjalanannya memiliki banyak manfaat terapeutik," kata dia. Rheza.

Ia menjelaskan, manfaat terapeutik ini dituliskan dalam bentuk jurnal berjudul "Effect of Various Adrenal Stereoids on the Electrodiagram of Adrenalectomized Dogs" pada 1930.

Dalam jurnal tersebut, dituliskan bahwa manfaatnya ditemukan ketika para peneliti yakni Swingle dkk, mengobati hewan dengan kondisi parah. Kemudian, peneliti lain mengimplementasikan hal serupa pada manusia.

Hasilnya, ternyata ditemukan banyak senyawa steroid di kelenjar adrenal.

Baca juga: Mengenal Apa Itu OTG dan Bagaimana Mengujinya?

Pada 1948, penelitian steroid yang dilakukan oleh Hench dkk berhasil mengobati perempuan yang mengalami radang sendi dan mampu berjalan kembali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com