Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Garin Nugroho

Lebih dari 65 penghargaan film diraihnya dari berbagai festival international dan Indonesia. Karyanya meluas dari film, teater, dance hingga instalasi Art .

Garin mendapatkan penghargaan peran budaya tertinggi dari berbagai negara: pemerintah Perancis (Ordre des Arts et des Lettres), Italia (Stella D'Italia Cavaliere) hingga Presiden Indonesia dan Honorary Award Singapura International Film Festival, Life Achievement Award dari Bangkok International Festival, walikota kota Roma hingga Vaseoul - Perancis hingga kota Yogyakarta.

Tercatat sebagai pelopor generasi film pasca 1990. Selain berkarya, ia menumbuhkan beragam festival seni, menulis buku, kolom Kompas dan Tempo maupun menumbuhkan NGO untuk demokrasi.

Ia pengajar S2 dan S3 di ISI Solo dan Yogyakarta.

Indonesia Terserah dan Gagapnya Panduan Komunikasi Berbangsa

Kompas.com - 26/05/2020, 13:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANYAK warga bangsa bertanya: “Mengapa generasi dengan eforia revolusi 4.0 justru kehilangan efektivitas memandu bangsa di tengah pandemi?“

Hatus dicatat, selama periode pemilu dan pasca-pemilu, generasi teknologi 4.0 yang mampu melahirkan event (kegiatan) yang viral tumbuh menjadi anak emas, menjadi public relation (PR) hampir di setiap kegiatan berbangsa.

Bahkan, karena ini Indonesia digadang-gadang menjadi negara terkemuka dunia. Generasi 4.0 mendapat ruang terhormat dalam pemerintahan.

Sementara di sisi lain, para tokoh humaniora, teknokrat, hingga komunikator publik yang tidak mampu menumbuhkan kegiatan serba viral dan penuh comment, kehilangan suara dan tempat. Padahal, mereka adalah para ahli komunikasi berbangsa dengan perencanan jangka pendek dan panjang. Ada banyak tokoh cakap seperti itu di negeri ini.

Harus digarisbawahi, pandemi menjadi medium ujian terbesar sebuah bangsa yang membangun serba event dan serba viral sebagai landasan aktivitas berbangsa.

Covid-19 sebagai krisis terbesar, tidak lagi seperti pemilu atau penyelenggaraan tontonan, menjadi ruang mengkomunikasikan psikologi massa lewat harapan dan tontonan sebagai katarsis.

Bahkan, cara komunikasi disampaikan lewat manipulasi dan sampel-sampel harapan dan kesuksesan yang dipropagandakan dalam gaya milenial. Sesuatu yang wajar dan menggejala di dunia.

Namun , pandemi menuntut kerja panduan berbangsa yang berkualitas dalam psikologi krisis warga bangsa . Warga tidak lagi bisa diperlakukan dalam psikologi hiburan dan harapan.

Empat aspek

Pandemi membutuhkan panduan kerja komunikasi yang menghubungkan empat aspek mendasar menghadapi krisis yang perkembangannya terus berubah hari demi hari.

Pertama, tersedianya ruang komunikasi formal publik yang konsisten memandu dan dipercaya masyarakat sebagai sumber informasi hari demi hari, baik nasional maupun daerah.

Pada aspek pertama ini, terasa betapa menurunnya kemampuan institusi publik sebagai pemandu komunikasi bangsa, tergantikan oleh industri hiburan serta media sosial yang chaos, termasuk oleh sepak terjang para public relation insitusi pemerintah yang bersifat propaganda.

Situasi tersebut menjadikan chaos-nya panduan komunikasi publik disertai kebingungan serta makin menipisnya kepercayaan warga. Pada gilirannya, setiap warga mencoba mencari panduan komunikasinya sendiri-sendiri.

Akibat lebih jauh, menurunnya pranata kepatuhan dalam etika tanggung jawab berbangsa menghadapi krisis.

Kedua, tersedianya panduan komunikasi data dan fakta dalam hubungannya dengan kondisi pandemi dan cara-cara setiap warga melawan kondisi dalam peta penyebaran yang terakses. Komunikasi data itu seyogianya dapat dibaca hari demi hari dalam hubungannya dengan fasilitas pemerintah yang tersedia serta hambatan-hambatannya.

IlustrasiPIXABAY.com Ilustrasi

Pada masalah ini, sering pemberitaan yang diliput jauh dari kenyataan. Simak saja informasi kesiapan rumah sakit hingga penegakan hukum mudik. Semua melihat fakta pada kasus mudik, meski di televisi terliput kerja pemulangan para pemudik, namun para pekerja di Jakarta tetap santai dan berhasil pulang mudik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com