Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19

Kompas.com - 02/05/2020, 09:02 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Ebbing mengatakan kepada USA Today bahwa "jari kaki Covid-19" ini bisa menjadi bagian dari respons peradangan atau pembekuan darah.

Sementara itu, Kepala Perawatan Kritis untuk gawat darurat di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Susan Wilcox, MD menyampaikan, ia telah melihat lesi kulit ini pada pasien dengan kasus influenza atau pneumonia yang parah.

Oleh karena itu, tidak mengejutkan melihat gejala ini muncul pada pasien Covid-19.

“Pengobatan terbaik untuk ruam kulit ini pada titik ini adalah mengobati kondisi yang mendasari pasien dari Covid-19,” ujar Ketua Divisi Dermatologi Klinis di Mayo Clinic, Dawn Davis.

Baca juga: Gejala Covid-19 pada Anak Mirip Penyakit Kawasaki Muncul di AS

Ruam kulit diakibatkan oleh virus

Di sisi lain, dilansir dari ABC7, Kamis (30/4/2020), dokter kulit menjelaskan jika "jari kaki Covid-19", ruam kulit adalah gejala yang dikaitkan dengan infeksi kulit.

Ketua Dermatologi di MedStar Washington Hospital Center, dr Vesna Petronic-Rosic mengatakan ada keterkaitan antara ruam kulit dengan infeksi virus corona.

Ia menjelaskan, hampir hingga 20 persen dari individu yang mendapatkan infeksi akan mengembangkan beberapa jenis penyakit kulit manifestasi kulit.

"Beberapa dari mereka muncul sebelum gejala sebenarnya dari infeks virus dan beberapa terjadi setelah pasien sudah pulih dan merasa sehat," katanya lagi.

Baca juga: Selain Membuat Kulit Lebih Cantik, Ini Manfaat Tempe bagi Kesehatan

Ruam juga terjadi pada pasien yang sangat sakit dan berada di rumah sakit, namun alasan itu menjadi lebih jelas bagi publik, sebab banyak perubahan terjadi pada pasien yang tidak mengetahui bahwa ada yang sakit atau sangat ringan.

Terkait kenampakan ruam pada "jari kaki Covid-19", Vesna mengungkapkan, rupa ruam yakni terlihat seperti radang dingin pada kaki dengan sedikit, mungkin bintik-bintik merah muda, berair atau ungu.

Bisa juga ada sedikit pembengkakan.

Vesna menjelaskan, pihaknya memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menghubungkan apa yang disebut jari kaki Covid-19 atau pseudo-frostbite adalah istilah lain untuk mereka.

"Kami perlu penelitian untuk benar-benar menghubungkannya dengan penyakit karena kami melihatnya pada pasien positif dan negatif dan karena tes antibodi belum tersedia untuk waktu yang lama," imbuh dia.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Pembuatan Vaksin Corona Butuh Waktu yang Lama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com