Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenjangan Sosial dan Beragam Kisah Lockdown di India akibat Corona

Kompas.com - 17/04/2020, 20:52 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Baginya lockdown 21 hari berarti berada di ruang 6-9 kaki yang dihuni 5 orang, tanpa bekerja, tanpa makan, telah membuatnya takut.

Baca juga: Mengapa Virus Corona di Afrika Muncul Lebih Lambat dari Perkiraan?

Situasi semakin tegang setelah berhari-hari terkurung di rumah. Mereka hanya bisa menonton TV. Selain berita dari pemerintah, mereka nonton serial Ramayana.

Para gangster yang menguasai tempat itu telah datang beberapa kali menagih uang sewa bulanan sebesar 65 dolar atau sekitar Rp 1 juta. Tapi keluarga itu tidak memiliki uang.

Ketika keadaan menjadi semakin sulit, suaminya yang pendiam meredakan ketegangan dengan bercanda bersama anak-anak.

"Aku melihatnya tertawa hari ini," kata Jakhawadiya. Anak-anak juga tertawa. Tapi dia khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pikirannya dipenuhi pertanyaan: saat ini mereka punya atap untuk tidur, tapi bagaimana jika besok mereka diusir? Bagaimana jika mereka tidak lagi memiliki makanan?

Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

Orang-orang terdampar di stasiun

Stasiun kereta api utama di kota Varanasi di India utara adalah sebuah bangunan luas yang telah menyaksikan penundaan kereta selama 1 abad hidupnya.

Kadang menunggu lama, kadang sebentar. Tapi belum pernah mengalami penundaan selama ini.

Saat India terkunci selama 3 minggu lalu, pelancong dari seluruh India telah menunggu sia-sia di dalam ruangan berlangit-langit tinggi itu.

Ada orang tua, anak-anak, pekerja bangunan, manajer, peziarah, pelajar, pengacara, dan marketing.

Mereka mempunyai satu kesamaan: terdampar ratusan mil dari rumah ketika India tiba-tiba menghentikan semua kereta penumpangnya yang biasanya mengangkut 23 juta orang per hari.

Baca juga: 6 Fakta dan Mitos Virus Corona, dari Mutasi hingga Periode Inkubasi 14 Hari

Dalam beberapa hal mereka beruntung. Petugas stasiun memberikan makan 3 kali sehari, teh panas, sesi yoga, dan pertunjukan epic Hindu setiap malam di layar televisi yang baru dipasang.

Dilansir The Washington Post, Rabu (15/4/2020), salah satu calon penumpang, Laxmi Adiman Gaekwad (30) mengatakan, "Apakah ini hidup?"

Dia seorang ibu dengan 3 anak. Terdampar sendiri, sementara 3 anaknya menunggu di rumah di negara bagian Maharashtra.

Mohan pengelola stasiun Varanasi terperangah saat harus menyiapkan penghentian kereta hanya dalam beberapa jam. Sebanyak 13.500 kereta penumpang harian India ditunda keberangkatannya pada 22 Maret.

Setelah beberapa hari penguncian, Mohan melihat kebutuhan para orang terdampar itu tidak hanya makan. Mereka memiliki kebutuhan psikis.

Baca juga: Kenali Masa Inkubasi Virus Corona di Dalam Tubuh, Berapa Lama?

Oleh karena itu dia berikan hiburan lewat televisi dan yoga. Mereka dibolehkan menonton Ramayana, Mahabarata, dan semacamnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com