Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Immunopromised dan Kondisi Lemahnya Sistem Kekebalan Tubuh...

Kompas.com - 16/04/2020, 18:23 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada kondisi-kondisi di mana orang tidak memiliki sistem imun yang baik sehingga rentang terkena virus. Kondisi tersebut adalah immunopromised.

Apa itu immunopromised? Apakah itu meningkatkan risiko terkena virus corona?

Dilansir dari The Conversation, Selasa (14/4/2020), immunocompromised adalah istilah umum yang mencerminkan fakta bahwa sistem kekebalan seseorang tidak sekuat dan seimbang sebagaimana mestinya.

Baca juga: Berikut Cara Tingkatkan Imun Tubuh Saat Pandemi Corona, Berhenti Merokok Salah Satunya

Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya rusak atau tidak efektif, tidak dapat menghentikan invasi dan kolonisasi benda asing, termasuk virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Penyebab sistem kekebalan tubuh seseorang terganggu dilihat dari 2 hal, yaitu kekebalan primer dan kekebalan sekunder.

Kekurangan kekebalan primer muncul ketika seseorang lahir dengan suatu kondisi yang secara langsung memengaruhi sistem kekebalan mereka.

Baca juga: Indonesia Positif Corona, Efektifkah Penggunaan Suplemen untuk Pencegahan?

Paparan racun

Ilustrasi racunShutterstock Ilustrasi racun

Mereka mengalami penyakit-penyakit yang jarang dan biasanya dapat didiagnosis sejak dini.

Sedangkan kerusakan kekebalan sekunder lebih sering terjadi dan timbul karena faktor luar.

Paparan racun lingkungan seperti pestisida, logam berat, petrokimia dan polutan udara (asap rokok dan lainnya) dapat mengurangi efektivitas sistem kekebalan tubuh, terutama di permukaan paru-paru.

Selain itu, nutrisi yang buruk dan penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol juga dapat mengganggu imunitas.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Penyakit dan cedera

Ilustrasi nyeri ototlzf Ilustrasi nyeri otot

Beberapa penyakit dan cedera dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit defisiensi imun, yaitu kumpulan aneka penyakit karena memiliki satu atau lebih ketidaknormalan sistem imun.

Beberapa di antaranya adalah:

  • AIDS, sebagai konsekuensi dari terinfeksi virus HIV.
  • Tidak memiliki limpa fungsional. Padahal organ ini penting untuk menyaring darah dan mengoordinasi respons imun.
  • Kanker sumsum tulang dan sel darah putih, seperti leukimia dan limfoma.

Sumsum tulang dan sel darah putih biasanya dapat melawan infeksi.

Sementara itu perawatan-perawatan kanker biasanya menghapus sel darah putih dengan kemoterapi. Ini dapat melumpuhkan sistem kekebalan tubuh bahkan lebih.

Informasi awal tentang Covid-19 pada sejumlah kecil pasien kanker di China menunjukkan bahwa mereka memiliki risiko lebih tinggi tertular virus corona dan menjadi parah.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Obat-obatan

Ilustrasi obatShutterstock Ilustrasi obat

Keadaan immunocompromised juga dapat disebabkan oleh obat-obatan yang disebut obat imunosupresan.

Penerima transplantasi organ adalah satu kelompok yang perlu meminum imunosupresan.

Obat itu mengurangi sistem kekebalan tubuh mereka sehingga tidak bisa bereaksi melawan dan menolak transplantasi donor.

Orang dengan penyakit autoimun (yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri) juga menggunakan obat-obatan ini.

Antara 2-7 persen populasi di dunia memiliki autoimun, antara lain:

  • multiple sclerosis
  • diabetes tipe 1
  • lupus
  • rheumatoid arthritis
  • sindrom Sjogren

Saat ini belum diketahui secara pasti dampak imunosupresan pada Covid-19.

Steroid adalah imunosupresan yang paling umum digunakan.

Uji klinis saat ini sedang dilakukan untuk menilai apakah steroid benar-benar dapat melindungi orang terhadap respons kekebalan yang parah akibat dari Covid-19.

Baca juga: Kisah Connie, Nenek 106 Tahun di Inggris yang Sembuh dari Covid-19...

Faktor usia

Foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh Sandwell dan West Birmingham NHS Trust pada 15 April 2020, memperlihatkan pasien Covid-19 yang pulih, Connie Titchen (106) bersama dengan saudara perempuannya.Sandwell and West Birmingham NHS Trust/AFP Foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh Sandwell dan West Birmingham NHS Trust pada 15 April 2020, memperlihatkan pasien Covid-19 yang pulih, Connie Titchen (106) bersama dengan saudara perempuannya.

Usia adalah elemen kunci untuk dipertimbangkan dalam menilai sistem kekebalan tubuh dan kemampuannya untuk bekerja secara optimal.

Bayi yang baru lahir tidak akan memiliki sistem kekebalan yang matang untuk melindungi tubuhnya dari penyakit. Bisa tergolong immunocompromised.

Agar memiliki antibodi yang kuat, bayi memerlukan ASI.

Orangtua juga dianggap immunocompromised, karena mereka memiliki sistem kekebalan yang melemah. Tidak cukup baik untuk memenangkan pertarungan melawan virus.

Akibatnya, lanjut usia (lansia) lebih rentan tertular infeksi virus corona.

Covid-19 dapat menjadi parah ketika orangtua memiliki masalah kesehatan mendasar atau riwayat penyakit yang dapat melemahkan organ-organ seperti jantung dan paru-paru.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

Kehamilan

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Kehamilan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh wanita.

Hal ini karena di dalam tubuh ibu hamil ada organisme dengan bagian-bagian yang terlihat asing bagi ibu, dikodekan oleh DNA dari induk biologis lainnya.

Tekanan alami dari sistem imun selama kehamilan menghentikan sistem kekebalan ibu untuk meningkatkan respons terhadap bayinya.

Informasi awal dari penelitian tentang tingkat keparahan Covid-19 dalam kehamilan sangat menggembirakan. Meski begitu masih terlalu dini untuk menyimpulkan.

 Baca juga: Tanya Jawab Seputar Covid-19 pada Kehamilan, Melahirkan, dan Menyusui

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com