Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirgahayu Ke-68 Kopassus, Berikut Sejarah Panjang "Korps Baret Merah"

Kompas.com - 16/04/2020, 14:10 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tepat hari ini, 16 April, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berulang tahun yang ke-68.

Dalam perjalanannya, Korps Baret Merah tersebut mencatatkan sejarah panjang dalam pembentukannya sejak 1952 silam.

Sejarah kelahiran Kopassus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pada Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).

Baca juga: Ulang Tahun ke-74, Ini Sejarah Panjang Korps Brimob

Sejarahnya

Dikutip dari kopassus.mil.id, pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut.

Adapun operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel AE Kawilarang, sedangkan sebagai Komandan Operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.

Operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan. Kendati begitu, dengan korban yang tidak sedikit pula dari pihak TNI.

Warga korban erupsi gunung kelud berebut bantuan yang diberikan oleh Anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan di Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (17/2/2014).KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga korban erupsi gunung kelud berebut bantuan yang diberikan oleh Anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan di Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (17/2/2014).

Setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.

Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap.

Namun, juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk memelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya.

Namun, cita-cita Letkol Slamet Riyadi tersebut tidak dapat diwujudkannya karena beliau gugur pada salah satu pertempuran. Cita-cita luhur ini kemudian dilanjutkan oleh Kolonel AE Kawilarang.

Hingga akhirnya, lewat Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial (TT) III No 55/Inst/PDS/52 tanggal 16 April 1952, terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah" atau Kopassus.

Baca juga: Viral Ormas Kokam Disebut Berseragam Mirip Kopassus dan Bawa Senjata

Mantan tentara Belanda jadi komandan pertama Kopassus

Persiapan pasukan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) mengamankan Sidang Umum MPR di Markas Komando Kopassus Cijantung , Jakarta. (14 Januari 1988)KOMPAS/EDDY HASBY Persiapan pasukan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) mengamankan Sidang Umum MPR di Markas Komando Kopassus Cijantung , Jakarta. (14 Januari 1988)

Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochammad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL, tentara Kerajaan Belanda yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam Perang Dunia II.

Diberitakan harian Kompas, 17 April 2002, pendidikan komando angkatan pertama dibuka pada 1 Juli 1952 di Batujajar, diikuti 400 siswa. Instruktur utama pasukan tersebut juga dipercayakan kepada Mayor Idjon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com