Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Penularan Virus Corona, Polisi Lalu Lintas di Surabaya Dilengkapi APD

Kompas.com - 13/04/2020, 17:36 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar (Satlantas Polrestabes) Surabaya, Jawa Timur, menyediakan sejumlah alat perlindungan diri bagi anggotanya yang bertugas mengatur lalu lintas untuk mencegah risiko penularan virus corona.

Pada Senin (13/4/2020) pagi, Satlantas Polrestabes Surabaya menggelar apel untuk mengecek kesiapan APD tersebut.

"Kegiatan pengecekan APD yang disiapkan untuk personel, mengantisipasi jika diperlukan dalam upaya pengawalan atau membantu tenaga medis dalam perbantuan terhadap korban Covid-19," ujar Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Candra, saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Teddy mengatakan, polisi siap memberikan bantuan jika dibutuhkan adalan penanganan pasien atau korban Covid-19.

Saat apel, para petugas kepolisian mengenakan pakaian APD lengkap berupa pakaian anti air, sarung tangan, dan masker.

Sebagian terlihat mengenakan stelan jas hujan berwarna biru dan hijau, sebagian lainnya mengenakan baju putih yang menyerupai azmat.

Anggota Satlantas Polrestabes Surabaya lakukan Apel pengecekan kesiapan APDDok. Satlantas Polrestabes Surabaya/Teddy Chandra Anggota Satlantas Polrestabes Surabaya lakukan Apel pengecekan kesiapan APD

Saat dikonfirmasi, Teddy menyebutkan beberapa APD yang digunakan anggotanya seperti yang dikenakan para tenaga medis.

"Sebagian seperti yang (dikenakan) tenaga medis, tapi ada juga yang model jas hujan 1 stel pakaian atasan dan bawahan, karena enggak bisa semua kita penuhi," kata dia.

Ia mengatakan, APD tersebut sebagian berasal dari dinas dan sebagian yang lain berasal dari swadaya para anggota polisi.

"Ada yang pembagian dinas, hanya 20 dan juga swadaya kami," ujar Teddy.

Perlengkapan APD ini juga bagian dari antisipasi untuk memastikan para anggota polisi tetap aman saat berinteraksi dengan masyarakat.

"Ini upaya atau langkah antisipatif Satlantas Polrestabes. Kami berupaya untuk proteksi anggota juga yang selalu berhadapan dengan semua masyarakat," kata dia.

Di Surabaya, berdasarkan data yang ada laman lawancovid-19.surabaya.go.id, hingga Minggu (12/4/2020), jumlah kasus infeksi virus corona mencapai 180 kasus positif, 502 Pasien Dalam Pemantauan (PDP), dan 1.360 Orang Dalam Pengawasan (ODP).

Jika dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya, jumlah kasus di Surabaya ini menjadi yang tertinggi di Jawa Timur.

Baca juga: Jokowi: Jangan sampai Masih Ada Keluhan soal APD

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com