Mereka menunjukkan profesionalisme, pengabdian dengan mempertaruhkan nyawa mereka ada di barisan paling depan berhadapan dengan ODP dan PDP.
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, hingga 4 April lalu, PB IDI mencatat 18 dokter dan 6 dokter gigi meninggal (saya berdoa mereka syahid) terkait Covid19. Pada 6 April 2 orang dokter lagi meninggal terkait Covid19.
Lepas dari fakta dan angka-angka terkait Covid19, ada orang yang tetap atau ingin menyelenggarakan acara terutama acara keagamaan dengan kehadiran banyak orang.
Salat Jumat salah satu contohnya, dan salat tarawih nanti di bulan Ramadlan.
Mereka berdalih bahwa mereka lebih takut pada Tuhan daripada pada penyakit. Atau dengan argumen sederhana, wong orang mau salat Jumat kok enggak boleh!
Menurut mereka, orang bisa sakit dan meninggal karena apa saja, termasuk karena sakit dan karena Covid19. Subhanallah!
Lalu, jika Covid19 tersebar di kawasan mereka akibat acara yang menghadirkan banyak warga, siapa yang bertanggungjawab?
Jika ada yang positif ODP atau PDP, siapa yang bertanggungjawab?
Siapa yang siap mendampingi dan merawat? Siapa yang bersedia berbagi kesedihan jika ada warga yang meninggal akibat Covid19 sedang mereka menjadi takut tertular?
Islam adalah agama rahmatan lil alamin, agama rahmat dan karunia bagi umat manusia. Agama dengan nilai kasih sayang dan saling membantu dan melindungi sesama manusia.
Harusnya kita lebih takut kepada Tuhan karena tidak melindungi keluarga, kerabat, tetangga dan warga kampung sehingga mereka diterpa penyakit, menderita kesehatan dan ekonomi, dan meninggal.
Ini wujud ibadah nyata.
Kita mohon ampun Tuhan. Saya tidak menjalankan ibadah lain karena situasi yang tidak memungkinkan. Tuhan Maha Pengampun, Rahman dan Rahim.
Tetapi kita mungkin tidak diampuni keluarga, kerabat, tetangga dan warga kampung jika mereka ditimpa kesedihan, apalagi jika ada yang kehilangan salah satu keluarga mereka karena kita teledor, abai pada penjagaan diri, dan abai aturan dan anjuran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.