Selain itu, penyebab lain, virus ada beragam jenis dan mereka bermutasi dengan cepat.
Sehingga penanganan dan vaksin khusus untuk melawan virus, bisa kehilangan efektivitasnya seiring waktu.
Faktor lain yang membuat virus sangat sulit untuk diobati adalah bagaimana tubuh manusia meresponnya.
Saat sistem kekebalan tubuh mendeteksi virus, ia akan membuat antibodi.
Ini adalah protein yang menempel pada virus atau sel yang terinfeksi virus, yang menandainya agar dihancurkan atau mencegahnya menginfeksi sel baru.
Masalahnya, virus dapat menyebabkan banyak kerusakan dan menginfeksi sebelum sistem kekebalan menyiapkan pertahanannya.
Kemudian saat sistem pertahanan muncul, masalah lain dapat muncul seperti demam maupun peradangan. Saat gejala-gejala itu muncul, virus mungkin sudah menurun atau mungkin sudah terlambat untuk bertindak.
"Seringkali pada saat penyakit virus muncul, itu sudah cukup jauh ke replikasi virus pada orang itu. Banyak gejala penyakit virus sebenarnya adalah manifestasi dari respons imun terhadap penyakit,” ujar dia.
Baca juga: Kasus Positif Corona Terus Bertambah, Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Covid-19?
Para peneliti selama ini secara luas menggunakan dua strategi untuk melawan virus.
Yakni memperlambat kerusakan akibat virus dan mempercepat atau memperkuat penanggulangan tubuh.
Obat ativirus adalah salah satu cara untuk memperlambat virus.
Seperti antibiotik, obat ini menghambat virus tanpa menyebabkan kerusakan tambahan.
“Mayoritas antivirus menargetkan virus (sendiri). Itu berarti komponen virus, enzim virus, protein permukaan," kata Pei-Yong Shi, seorang profesor biokimia dan biologi molekuler di University of Texas Medical Branch.
Dengan menyerang berbagai bagian virus, senyawa antivirus dapat mencegah virus memasuki sel atau mengganggu reproduksinya.
Seperti misalnya remdesivir, yang saat ini dikembangkan oleh Gilead Sciences yang sedang dipelajari sebagai cara untuk mengobati Covid-19.
Obat ini dipercaya bekerja dengan menghalangi virus SARS-Cov-2 dari menyalin materi genetiknya, RNA, instruksi yang digunakan virus untuk mereplikasi dirinya sendiri.
Baca juga: WHO Peringatkan Negara-negara untuk Tidak Obati Pasien Covid-19 dengan Obat yang Belum Teruji
Remdesivir menyerupai komponen RNA, saat diambil oleh virus, hal ini menyebabkan proses penyalinan berhenti.
Yang terpenting, remdesivir menipu virus tapi tidak sel manusia.
Kelas pengobatan antivirus lain adalah protease inhibitor.
Contohnya adalah lopinavir dan ritonavir yang dipakai untuk obat HIV.
Senyawa ini memblokir enzim dalam virus yang biasa digunakan untuk memangkas protein yang dipakai virus saat menginfeksi sel lain.
Saat enzim diblokir, virus tak matang dengan benar dan menjadikannya inert.