Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasakan Gejala Terinfeksi Virus Corona, Psikosomatik atau Bukan? Ini Cara Membedakannya

Kompas.com - 28/03/2020, 10:53 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus corona menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan di dunia.

Banyak yang cemas dan khawatir akan terpapar hingga tak bisa berpikir jernih untuk mengambil tindakan apa yang harus dilakukan sebagai langkah pencegahan.

Jangan hanya berpikir soal menjaga kesehatan fisik, mental juga tak kalah pentingnya dijaga. 

Mengutip Metro, Sabtu (14/3/2020), kekhawatiran berlebihan mengenai virus corona dapat menyebabkan tubuh menciptakan gejala sakit tertentu.

Hal ini bisa membuat Anda berpikir telah terinfeksi virus corona. Agar tak salah mendeteksi, penting untuk mengetahui gejala Covid-19 karena terinfeksi virus corona.

CDC menyebutkan, gejala coronavirus disease atau Covid-19 yang muncul 2-14 hari setelah paparan adalah demam, batuk, dan sesak napas.

Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan yang menetap di dada, dan bibir atau wajah kebiru-biruan.

Sementara itu, dokter dari The International Psychology Clinic, dr Martina Paglia, mengatakan, banyak orang merasa mengalami gejala mirip terinfeksi virus corona hanya karena dipicu kecemasan.

Jika Anda merasa cemas dan panik, bisa jadi gejala yang muncul itu merupakan psikosomatik dan bukan karena terserang virus.

Menurut Psychology Today, penyakit psikosomatik adalah suatu penyakit di mana pikiran bawah sadar menghasilkan gejala fisik tanpa adanya penyakit.

Baca juga: Kenali, Ini Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari

Penyebab psikosomatik

Psikolog Klinis di Personal Growth Kantiana Taslim menjelaskan, biasanya psikosomatik disebabkan oleh emotional stress atau perasaan tertekan, cemas, dan takut berlebihan.

Hal ini kemudian termanifestasi dalam bentuk sakit yang dirasakan secara fisik.

Kantiana, yang biasa disapa Nana, mengatakan, pikiran, emosi, dan tubuh terhubung satu sama lain.

"Ketika kita sedang mengalami kondisi emosional yang tidak baik, dan pikiran kita dipenuhi kecemasan serta ketakutan yang berlebihan, secara tidak langsung pikiran dan otak akan mengirimkan 'sinyal' yang salah ke tubuh," kata Nana kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2020).

Kemudian, tanpa disadari, tubuh dapat bereaksi terhadap hal tersebut dan memunculkan simptom atau gejala fisik yang mengganggu tubuh.

Ia menyebutkan, gejala psikosomatik yang biasanya muncul adalah sakit kepala, jantung berdenyut cepat, otot-otot tegang, dan sakit, serta mengalami sesak napas karena panik.

Kecemasan dan stres dapat membuat imun pada tubuh menurun.

Baca juga: Detri Warmanto, Awal Ikuti Rapid Test hingga Dinyatakan Negatif Virus Corona

Psikosomatik dan corona

Nana mengatakan, paparan informasi mengenai Covid-19 secara berlebihan akan memengaruhi psikologis seseorang hingga menimbulkan keresahan dan kecemasan.

Meski demikian, berbagai perasaan yang dialami termasuk kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan juga harus disalurkan dan diekspresikan melalui berbagai hal yang produktif.

Beberapa pertanyaan ini bisa ditanyakan pada diri Anda untuk mengetahui apakah Anda mengalami psikosomatik atau tidak:

  1. Apakah Anda mengalami gejala fisik (batuk, demam, flu, dan lainnya) saat Anda mendapatkan "banjir" informasi atau membaca, menonton mengenai corona?
  2. Apakah Anda merasa cemas, khawatir yang berlebihan dengan situasi yang terjadi saat ini, hingga kekhawatiran tersebut terus-menerus mengisi pikiran Anda?
  3. Apakah Anda merasakan simptom/gejala fisik yang mengkhawatirkan setelah bicara, memikirkan situasi saat ini?
  4. Apakah hal ini datang dan pergi? Atau konsisten anda rasakan selama beberapa hari?

Jika Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan banyak jawaban "Ya", ada kemungkinan Anda mengalami psikosomatik.

Jika Anda merasa cemas setelah mendapat informasi mengenai corona, lalu merasakan gejala sakit fisik, perlu ditelaah apakah itu psikosomatik atau benar-benar gejala terinfeksi virus corona.

Baca juga: Pahami, Ini Perbedaan Batuk karena Gejala Terinfeksi Virus Corona dan Batuk Biasa

Bagaimana membedakannya?

Nana menekankan, psikosomatik biasanya diiringi kecemasan berlebihan terkait hal tersebut (corona).

"Jika Anda memang sudah menjaga kesehatan, membatasi informasi negatif, sudah berperilaku produktif, dan happy-happy kemudian gejalanya (sakitnya) hilang, berarti bisa jadi itu psikosomatik," ujarnya.

Sebaliknya, jika sakit itu tidak hilang dalam waktu cukup lama, maka sebaiknya jangan melakukan diagnosis atau asumsi sendiri.

Sebaiknya, segera berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti anjuran tenaga medis.

Menghindari psikosomatik 

Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari psikosomatik? Berikut sejumlah hal yang disarankan Nana:

  • Buatlah rutinitas baru dan jaga pola hidup yang sehat, seperti makan bergizi, tidur cukup, dan olahraga di rumah.

  • Lakukan hobi dan aktivitas menyenangkan sebagai cara untuk relaksasi, meditasi, dan hal-hal lain yang positif dan menenangkan untuk Anda.

  • Pertahankan relasi sosial dengan tetap menjaga jarak fisik dan sosial. Misalnya dengan mengobrol secara online, bertukar kabar dengan orang-orang terdekat. Bahkan, dapat beraktivitas bersama melalui berbagai platform online.

  • Batasi informasi mengenai Covid-19 dan berita-berita lainnya dalam sehari. Misalnya, menjadwal 1-2 kali sehari untuk mengecek situasi terkini, seperti di pagi hari dan sore hari saja. Hindari membaca atau mencari informasi dari berbagai sumber. Carilah informasi dari sumber-sumber resmi dan terpercaya saja.

  • Jika dianggap perlu, batasi penggunaan media sosial, chat group, yang menurut Anda akan berdampak negatif serta banyak menyebarkan informasi yang mencemaskan dan tidak perlu. Bergabung dan aktiflah dalam grup, komunitas online yang positif, produktif, dan kreatif.

  • Lakukan konsultasi dengan tenaga profesional jika membutuhkan, misalnya melakukan online counseling.

Baca juga: Berikut Protokol Kesehatan jika Alami Gejala Virus Corona

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Serial Infografik Virus Corona: Bagaimana Virus Corona Menyebar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com