Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Virus Corona, Berikut Cara Penggunaan Disinfektan

Kompas.com - 28/03/2020, 08:00 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus positif penyakit Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Per Jumat (27/3/2020), pemerintah melaporkan 1.046 kasus positif terinfeksi Covid-19. 

Dari angka tersebut sebanyak 87 orang meninggal sementara 46 orang berhasil sembuh. 

Penyakit yang disebabkan virus severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV-2) menular antar manusia.

Melansir dari situs resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), virus corona merupakan virus yang mempunyai selubung atau sampul (enveloped virus) dengan pelindung lapisan lemak.

Baca juga: Jateng Fokus Rapid Test untuk ODP, Ganjar: Yang Sehat Tenang Saja

Cairan disinfektan dapat merusak lapisan lemak virus ini sehingga membuat virus corona cukup lemah.

Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI Chandra Risdian mengatakan, terdapat beberapa produk rumah tangga yang dapat digunakan sebagai cairan disinfektan karena mengandung konsentrasi bahan aktif yang sesuai untuk disinfeksi.

Ia mengungkapkan, bahan aktif ini tidak hanya menghancurkan lemak dari virus saja melainkan juga protein di selubung virus.

"(Bahan aktif) tidak hanya (menghancurkan) lemak, tapi protein di selubung virus juga akan rusak. Jadi akan merusak struktur virus tersebut," kata Chandra saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/3/2020).

Baca juga: Nekat Mandikan Jenazah PDP Corona, Keluarga di Aceh Disemprot Disinfektan dan Dikarantina

Cara penggunaan disinfektan

Disinfektan digunakan terutama jika terdapat keluarga anggota yang sakit di rumah.

Cairan dapat diberikan ke permukaan yang sering disentuh seperti meja, gagang pintu, sakelar lampu, telepon, keran, dan wastafel, juga kamar mandi dan toilet.

Menurut Chandra, jika semua orang di dalam rumah sehat, sabun atau deterjen saja sebenarnya sudah cukup.

“Untuk disinfeksi daerah yang sangat terkontaminasi, sebaiknya permukaan tersebut didisinfeksi menggunakan kain yang telah dibasahi terlebih dahulu dengan larutan disinfektan," ujar dia.

"Jangan menyemprot langsung ke permukaan yang sangat terkontaminasi karena akan membuat virus menyebar ke udara,” lanjutnya.

Namun, untuk perlindungan lebih baik, disenfektan dapat diberikan minimal sehari sekali.

"Selain penggunaan agen pembersih, perawatan lain yang efektif terhadap virus corona adalah dengan metode pemberian uap dan perlakuan panas," ujar dia.

Baca juga: Imbas Covid-19, Konsumsi BBM Pertamina Turun 8 Persen

Bahan aktif produk disinfektan

Chandra menjelaskan, jika produk disinfektan yang aktif terhadap virus corona tidak tersedia, produk disinfektan lain yang setidaknya memiliki aktivitas virucidal terhadap virus berselimut (enveloped virus) juga dapat digunakan.

Berikut beberapa bahan aktif dan konsentrasinya yang terbukti efektif melawan corona virus berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan:

Bahan aktif:

1. Accelerated hydrogen peroxide (0.5%)a
2. Benzalkonium chloride/quaternary ammonium/alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride) (0.05%)b
3. Chloroxylenol (0.12%)c
4. Ethyl alcohol atau ethanol (62-71%)d,e
5. Iodine in iodophor (50 ppm)b
6. Isopropanol atau 2-propanol (50%)b
7. Pine oil (0.23%)c
8. Povidone-iodine (1% iodine)d
9. Sodium hypochlorite (0.05 – 0.5%)d, f
10. Sodium chlorite (0.23%)b
11. Sodium dichloroisocyanurate (0.1-0.5%)g

Baca juga: Calon Pengantin Wajib Kenakan Masker dan Sarung Tangan Saat Ijab Kabul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com