Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Inilah Kehidupan Perkotaan 'Baru" Usai Wabah Virus Corona

Kompas.com - 27/03/2020, 15:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus corona masih terus terjadi di berbagai belahan dunia. Terbaru, jumlah kasus di AS dilaporkan telah melebihi daratan China, lokasi kasus pertama virus corona baru ini dideteksi.

Saat dunia masih terus berjuang melawan penyebaran virus corona, banyak orang mulai membatasi diri dengan mengubah cara berpindah, bekerja, dan berpikir. 

Beberapa orang mungkin juga mempertanyakan langkah yang harus mereka lakukan agar dapat bertahan hingga pandemi ini berakhir. 

Salah satu pertanyaan yang menjadi konsentrasi besar di negara-negara terjangkit adalah terkait perencanaan kota.

Namun, apa saja yang mungkin berubah dari kehidupan perkotaan akibat wabah virus corona ini?

Baca juga: Pandemi Covid-19 Buat Stephan El Shaarawy Merindukan Italia

1. Perubahan fokus perencanaan kota

Banyaknya aktivitas yang terjadi di perkotaan menjadi fokus tersendiri dan dipandang penting untuk meningkatkan kelestarian lingkungan, dalam hal ini, yaitu 'pemisahan' populasi untuk menahan penularan infeksi antar orang.

Menurut Profesor Studi Perkotaan di MIT Richard Sennett, di masa depan akan ada fokus baru untuk menemukan solusi desain bangunan individu serta lingkungan yang lebih luas dan memungkinkan orang bersosialisasi.

Namun demikian, mengingat biaya yang diperlukan di perkotaan cukup tinggi, keberhasilan dari rencana ini bergantung pada reformasi ekonomi yang juga signifikan.

Baca juga: Angie Virgin Ceritakan Situasi di Inggris yang Dilanda Wabah Corona

2. Penurunan biaya transportasi 

Mengutip The Guardian, Direktur Pelaksana Bain Consultancy's Macro Trends Group Karen Harris menyebut, kemungkinan penurunan 'biaya atas jarak'atau biaya transportasi dapat terjadi sebagai akibat dari krisis virus corona. 

Semakin banyak perusahaan yang memungkinkan para pegawainya untuk bekerja dari rumah dan semakin banyak pekerja yang kemudian menjadi terbiasa dengan sistem ini.

"Ini adalah sebuah kebiasaan yang cenderung dapat bertahan," kata Harris.

Menurut Harris, implikasi kondisi ini di kota-kota besar akan sangat tinggi. Jika jarak dengan tempat bekerja tidak lagi menjadi faktor penting dalam memutuskan tempat tinggal, misalnya, daya tarik pinggiran kota pun berkurang.

"Kita bisa menuju ke sebuah era di mana pusat kota yang ada dan "desa-desa baru" menjadi menonjol. Sementara, aliran komuter tradisional pun memudar," tambah Harris.

Baca juga: Kadin Indonesia Serahkan Bantuan Rp 10 Miliar ke PMI terkait Penanganan Wabah Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com