Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona di Dunia 28 Maret: 593.656 Kasus, 132.526 Sembuh, 27.215 Meninggal

Kompas.com - 28/03/2020, 08:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona terus meluas. Hingga Sabtu (28/3/2020) pagi, ratusan negara mengonfirmasi terjangkit virus corona atau Covid-19.

Dilansir dari Worldometer, jumlah pasien yang sembuh tercatat sebanyak 132.526 orang.

Sementara itu, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai 593.656 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.215 orang.

Baca juga: Potret Penanganan Virus Corona di Indonesia...

Berikut daftar 10 negara dengan jumlah kasus terbesar Covid-19:

  1. Amerika Serikat, 102.396 kasus, 1.607 orang meninggal, total sembuh 2.471 
  2. Italia, 86.498 kasus, 9.134 orang meninggal, total sembuh 10.950
  3. China, 81.340 kasus, 3.292 orang meninggal, total sembuh 74.588
  4. Spanyol, 65.719 kasus, 5.138 orang meninggal, total sembuh 9,357
  5. Jerman, 50.871 kasus, 351 orang meninggal, total sembuh 6.658
  6. Perancis, 32.964 kasus, 1.995 orang meninggal, total sembuh 5.700
  7. Iran, 32.332 kasus, 2.378 orang meninggal, total sembuh 11.133
  8. Inggris, 14.543 kasus, 759 orang meninggal, total sembuh 135
  9. Swiss, 12.928 kasus 231 orang meninggal, total sembuh 1,530
  10. Korea Selatan, 9.332 kasus, 139 orang meninggal, total sembuh 4,528

Pasien positif di Indonesia capai 1.000 lebih

Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/3/2020).Dok. BNPB Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Berdasarkan data per Jumat (27/3/2020) siang, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif di Indonesia yakni sebanyak 1.046 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 46 orang telah dinyatakan sembuh.

Sedangkan jumlah pasien yang meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 ada sebanyak 87 pasien.

Selain itu, penyebaran virus corona di Indonesia telah ada di 28 dari 34 provinsi di Indonesia.

Baca juga: Daftar Provinsi yang Telah Mengonfirmasi Kasus Virus Corona

 

Perancis perpanjang waktu lockdown

Warga memakai masker mengantre di supermarket pada hari kedua lockdown Italia. Gambar diambil di Pioltello, dekat Milan, Rabu (11/3/2020).FLAVIO LO SCALZO/REUTERS Warga memakai masker mengantre di supermarket pada hari kedua lockdown Italia. Gambar diambil di Pioltello, dekat Milan, Rabu (11/3/2020).

Pemerintah Perancis mengumumkan akan memperpanjang kebijakan lockdown hingga 15 April mendatang.

Hal itu menyusul laporan jumlah kasus kematian akibat virus corona di negara tersebut mengalami lonjakan.

Selain itu, saat ini rumah sakit di Perancis mengalami kewalahan akibat banyaknya pasien virus corona.

Baca juga: Update, Berikut 15 Negara yang Berlakukan Lockdown akibat Virus Corona

Italia catatkan 919 kematian baru

Korban meninggal akibat virus corona di Italia kini mencapai 9.134, setelah pemerintah setempat mengonfirmasi 919 kematian baru.

Jumlah kematian baru yang diumumkan pada Jumat (27/3/2020) tersebut sekaligus menjadikan angka kematian tertinggi dalam sehari di Italia

Angka mortalitas tertinggi sebelumnya yang diumumkan oleh Roma adalah 793, dan tercatat pada Sabtu pekan lalu (21/3/2020).

Baca juga: Soal Rapid Test di Indonesia, Siapa yang Dites dan Bagaimana Prosesnya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Negara-negara yang Melakukan Lockdown karena Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com