KOMPAS.com - Para ahli dan perusahaan farmasi tengah bekerja keras untuk menemukan vaksin bagi virus corona jenis baru penyebab penyakit Covid-19.
Sejumlah obat dan vaksin tengah diuji klinis untuk melihat kemampuannya menangani virus yang menyerang organ pernapasan ini.
Melihat ke belakang, wabah virus yang menjadi pandemi juga pernah terjadi. Salah satunya, wabah novel influenza A atau H1N1 yang muncul pada April 2009.
Virus ini pertama kali dideteksi di Amerika Serikat dan menyebar dengan cepat di seluruh AS maupun dunia.
H1N1 mengandung kombinasi unik dari gen influenza yang sebelumnya tidak diidentifikasi pada hewan maupun manusia.
Virus tersebut kemudian ditetapkan sebagai virus influenza A (H1N1)pdm09.
Baca juga: Selain Covid-19, Ini 5 Penyakit yang Pernah Jadi Pandemi dan Berhasil Diatasi
Melansir laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), https://cdc.gov/, setelah secara umum melaporkan dua kasus infeksi virus H1N1 secara publik di AS, CDC pun mulai bekerja untuk mengembangkan calon vaksin.
Pada 24 April 2009, CDC mengunggah urutan gen lengkap dari virus H1N1 2009 ke database influenza internasional yang dapat diakses oleh publik.
Sehari setelahnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan darurat kesehatan publik yang kemudian menjadi perhatian internasional.
Sambil menunggu pengembangan vaksin, CDC mengeluarkan 25 persen obat antivirus yang diperlukan untuk mengobati virus influenza baru dari persediaan federal.
Pada awal Mei 2009, CDC mulai mendistribusikan rekomendasi terbaru terkait penggunaan obat antivirus influenza, yaitu untuk memberikan panduan bagi dokter dalam meresepkan obat antivirus untuk pengobatan dan pencegahan influenza H1N12009.
Setelah mengalami pertambahan kasus hingga hampir di seluruh negara bagian AS, aktivitas H1N1 dilaporkan mengalami penurunan pada pertengahan Juli 2009.
Baca juga: 6 Langkah Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Virus Corona
Kemudian, uji klinis vaksin flu H1N1 2009 pun dimulai pada 22 Juli.
Pada akhir Agustus 2009, musim baru flu pun kembali dilaporkan.
Saat itu, prototype vaksin untuk mencegah virus H1N1 telah dikembangkan tetapi belum memiliki lisensi.