Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Istana Bogor, dari Buitenzorg hingga Jadi Tempat Kediaman Presiden

Kompas.com - 14/03/2020, 09:45 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Buitenzorg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah Republik Indonesia pada akhir 1949.

Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada Januari 1950.

Sedikit demi sedikit istana ini mengalami perubahan.

Pada 1952 bagian depan Gedung Induk hanya mendapat tambahan bangunan berupa sepuluh pilar penopang bergaya Ionia yang menyatu dengan serambi muka yang bertopang enam pilar dengan gaya arsitektur yang sama.

Selain itu, anak tangga yang semula berbentuk setengah lingkaran diubah bentuknya menjadi lurus.

Kemudian, setiap jembatan kayu lengkung yang menghubungkan Gedung Utama dan Gedung Sayap Kiri dan Sayap Kanan diubah menjadi koridor.

Baca juga: Usai Demo di Istana, Akankah Tarif Ojek Online Naik?

Fungsi Istana

Pada masa penjajahan Belanda, Istana Kepresidenan Bogor memiliki fungsi utama sebagai tempat peristirahatan.

Namun, setelah masa kemerdekaan, seperti fungsi istana-istana kepresidenan lainnya, fungsi istana berubah menjadi kantor urusan kepresidenan serta menjadi kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.

Sejalan dengan fungsi tersebut, peristiwa penting yang pernah terjadi di antaranya adalah Konferensi Lima Negara, yang diselenggarakan pada 28-29 Desember 1954.

Peristiwa yang lain adalah pembahasan masalah konflik Kamboja pada forum JIM (Jakarta Informal Meeting), yang dilaksanakan di istana ini pada 25-30 Juli 1988.

Peristiwa penting lainnya adalah kegiatan Pertemuan Para Pemimpin APEC, yang diselenggarakan pada 15 November 1994.

Bagi bangsa Indonesia, khususnya, peristiwa bersejarah yang sangat berpengaruh pada kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah penandatanganan Surat Perintah 11 Maret 1966 yang amat terkenal dengan sebutan Supersemar.

Baca juga: Susunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com