Sementara itu, Leong dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena menilai Covid-19 menuntut kemampuan dokter dalam menganalisa.
“Demam berdarah memiliki sejumlah besar tanda dan gejala dan dokter harus menggunakan semua indera, pengalaman, dan logika untuk menanyakan apakah itu tipikal dengue,” ujar dia.
Ia juga menjelaskan bahwa tidak cukup menggunakan tes dengue sebagai satu-satunya pengujian dalam menentukan infeksi seseorang.
Menurut Lim, laporan Lancet adalah pengingat bahwa uji laboratorium tak selalu tepat 100 persen.
“Kita harus mempertahankan indeks kecurigaan yang tinggi ketika gambaran klinis tidak sesuai dengan temuan lab. Jika gejalanya berubah dan menjauh dari apa yang kita harapkan, maka kita harus kembali ke diagnosis pertama dan bertanya pada diri sendiri apakah itu bisa menjadi sesuatu yang lain," kata Lim.
Baca juga: Adam Castillejo, Pasien Kedua di Dunia yang Dinyatakan Sembuh dari HIV