Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Perusahaan Farmasi Ini Berlomba Ciptakan Obat untuk Virus Corona

Kompas.com - 29/02/2020, 07:17 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semakin meluasnya wabah infeksi virus corona baru di berbagai negara membuat sejumlah perusahaan farmasi berlomba-lomba menciptakan obat yang tepat untuk mengatasi Covid-19.

Apalagi hingga saat ini sudah lebih dari 2.200 nyawa melayang akibat terjangkit virus yang diketahui berasal dari Wuhan, China itu. Sementara lebih dari 80.000 lainnya positif dinyatakan terinfeksi.

Namun, diketahui untuk menemukan satu vaksin atau obat yang tepat untuk sebuah virus baru membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Misalnya obat untuk mencegah virus ebola di Afrika Barat yang baru disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 5 tahun setelah wabah merebak.

Namun, kali ini banyak perusahaan berupaya sekeras mungkin untuk dapat menghadirkan obat virus corona secepat mungkin, setidaknya dalam rentang waktu bulanan.

Dikutip dari ns-businesshub, saat ini terdapat 6 perusahaan yang tengah berlomba menemukan obat untuk virus corona.

Keenam perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gilead Sciences

Perusahaan biotek asal California, Gilead Science biasanya fokus mengembangkan vaksin HIV, influenza, dan hepatitis B juga C.

Namun, saat ini mereka mengalihkan fokusnya untuk menemukan vaksin untuk Covid-19.

Perusahaan ini bekerja sama dengan otoritas kesehatan global untuk menguji coba obat antiviral remdesivir yang sebelumnya sudah diterapkan pada kasus Sars dan Mers pada hewan.

Dalam laman resminya, Gilead Science menegaskan vaksin masih bersifat eksperimental dan baru diberikan pada sedikit pasien corona, dan belum secara luas.

Pembuatan vaksin ini pun dipercepat meskipun belum keluar izin untuk mengkomersilkannya.

Baca juga: Produsen Bir Corona Rugi Ratusan Juta Dollar AS akibat Wabah Virus Corona

2. Regeneron Pharmaceuticals

Perusahaan kedua adalah Regeneron Pharmaceuticals yang bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) Amerika Serikat untuk menemukan antibodi yang bisa mengobati virus corona.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com