Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paru-Paru Jadi Organ Paling Terdampak Virus Corona

Kompas.com - 28/02/2020, 19:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China melaporkan terjadinya penurunan jumlah infeksi pada Jumat (28/2/2020) pagi di tengah kekhawatiran dunia terhadap wabah virus corona yang disebut berpotensi menjadi pandemik global. 

Pasalnya, sejumlah negara di luar daratan China terus mengalami peningkatan jumlah kasus virus corona. 

California tengah melakukan pengawasan terhadap 8.400 orang setelah mengonfirmasi sebuah kasus "tanpa asal-usul yang jelas" pada 27 Februari lalu. 

Sementara, Korea Selatan melaporkan ratusan kasus baru terkait infeksi virus Covid-19. Jumlah total kasus di negara ini telah menjadi yang kedua terbesar setelah daratan China.

Di China, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan adanya lebih dari 300 kasus baru. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan hari sebelumnya, di mana kasus baru mencapai lebih dari 400 kasus.

Melansir South China Morning Post (SCMP), Ibu Kota Hubei, Wuhan, masih menjadi tempat dengan jumlah infeksi baru terbanyak, yaitu mencapai 313 kasus.

Jumlah kasus di luar Hubei turun menjadi 9. Satu hari sebelumnya, kasus baru yang dilaporkan di luar Hubei mencapai 24.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan bahwa ada 44 kematian baru yang dilaporkan sehingga jumlah kematian total mencapai 2.788.Baca juga: Ini Mekanisme Evakuasi 68 WNI dari Kapal Diamond Princess akibat Virus Corona

Kunci kerusakan pada paru-paru

Paru-paru merupakan organ yang paling terdampak dari virus corona, dengan bukti kerusakan yang tidak begitu banyak di organ lainnya.

Keterangan tersebut dituliskan dalam sebuah laporan otopsi dari kasus kematian akibat Covid-19 yang terjadi pada laki-laki berusia 85 tahun.

Pasien ini dibawa ke RS Wuhan pada 1 Januari lalu dan meninggal 28 hari kemudian.

Laporan otopsi yang diterbitkan dalam Journal of Forensic Medicine China edisi Februari, menyebutkan bahwa luka inflamasi terjadi pada paru-paru pasien.

Dalam laporan tersebut juga dituliskan bahwa kondisi tersebut memiliki fitur patologis yang mirip dengan yang disebabkan oleh sindrom SARS dan MERS. 

Keduanya berada dalam keluarga virus yang sama dengan Covid-19.

Baca juga: Viral WNI Terinfeksi Virus Corona Main Tik Tok di Rumah Sakit Taiwan

Otopsi ini dipimpin oleh seorang profesor di Huazhong University of Science and Technology, Wuhan, Liu Liang, menemukan bahwa fibrosis paru yang disebabkan oleh virus corona baru ini tidak seserius SARS. 

Akan tetapi, Covid-19 menyebabkan peradangan eksudatif, ketika cairan masuk ke dalam luka atau area peradangan, yang terlihat lebih jelas pada pasien virus ini. 

Para ilmuwan China mengatakan bahwa kondisi ini mungkin memiliki hubungan dengan singkatnya waktu antara diagnosis dan kematian.

Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak dari Covid-19 ke organ-organ lainnya. 

Baca juga: Cerita Layanan Drive-Thru Pemeriksaan Virus Corona di Korea Selatan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

Tren
Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com