Pemasangan alat deteksi gempa dan tsunami di NYIA tersebut dirancang dengan maksud dapat memberi peringatan cepat jika terjadi gempa bumi.
"Apabila sewaktu-waktu terjadi gempa bumi, diharapkan dalam waktu 3 sampai dengan 5 menit dapat segera diketahui posisi pusat gempa, besar magnitudo gempa dan potensi tsunaminya," terang Dwikorita.
Informasi gempa dan potensi tsunami secara otomatis dapat terpantau di terminal bandara, kantor BMKG, bandara NYIA dan di Crisis Center Bandara NYIA, sehingga dapat dilakukan respons segera dengan tepat.
Baca juga: 5 Fakta Underpass NYIA, Terpanjang di Indonesia hingga Telan Dana Rp 293 Miliar
Dikonfirmasi terpisah, General Manager PT Angkasa Pura 1 Yogyakarta, Agus Pandu Purnama membenarkan pemasangan alat-alat tahan gempa dan tsunami di NYIA.
Ia mengatakan, alat-alat pendeteksi gempa bumi dan tsunami serta pendeteksi cuaca ekstrem tersebut disiapkan oleh BMKG.
"Iya. BMKG yang menyiapkan alat-alat tersebut," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (12/02/2020).
Alat-alat tersebut, imbuhnya, terletak di Gedung Crisis Centre lantai 1 bandara NYIA.
Selain itu, Pandu mengungkapkan bahwa alat pendeteksi gempa tersebut dapat digunakan untuk mengukur akibat dari gempa yang terjadi.
"Kan BMKG juga memiliki kantor di bandara, tujuannya untuk men-support jalannya roda penerbangan di bandara," terang Pandu.
Saat disinggung mengenai jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan alat-alat tersebut, Pandu tidak mengetahuinya.
Pasalnya, seluruh alat-alat pendeteksi bencana yang dipasang di Bandara NYIA, imbuhnya milik BMKG.
Baca juga: Viral Megathrust Sulawesi Sebabkan Gempa dan Tsunami Besar, Ini Penjelasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.