Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik NYIA, Bandara Pertama yang Diklaim Tahan Gempa dan Tsunami

Kompas.com - 12/02/2020, 10:50 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) yang terletak di Kulon Progo, Yogyakarta, diklaim sebagai bandara pertama di Indonesia yang mampu menahan gempa, bahkan hingga magnitudo 8,8.

Nantinya bandara yang mulai beroperasi pada Mei 2019 silam tersebut juga dilengkapi dengan sistem terpadu guna mengantisipasi potensi gempa dan tsunami, serta alat pendeteksi cuaca ekstrem.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati sewaktu meninjau kesiapan infrastruktur bandara pada Senin, 10 Februari 2020 kemarin.

"Sistem pengamatan gempa bumi dan peringatan dini tsunami bandara saat ini sedang memasuki tahap akhir pemasangan. Sementara untuk alat pemantau kondisi cuaca sudah (dipasang)," katanya kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2020).

Baca juga: Cegah Virus Corona, Angkasa Pura I Perketat Pemeriksaan Kesehatan di Bandara

Alat-alat tersebut antara lain pemantau kondisi cuaca seperti AWOS, radar, deteksi windshear dan deteksi abu vulkanik.

Kemudian akan dipasang juga peralatan monitoring gempa bumi seperti Accelerograph, Intensitymeter dan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi (EEWS).

Dwikorita mengungkapkan, alat yang sudah terpasang di tempat sementara nantinya dipindahkan ke bangunan baru yang dipadukan dengan kebutuhan stasiun meteorologi penerbangan di Bandara NYIA.

Lebih lanjut, ia memaparkan keunggulan lain NYIA yakni terdapat gedung terminal dan gedung pusat krisis yang dapat difungsikan sebagai shelter evakuasi jika terjadi tsunami.

Kekuatan gempa

Selain itu, Dwikorita juga mengatakan bahwa bandara NYIA mampu menahan gempa hingga kekuatan magnitudo 8,8.

"Area tersebut juga kuat apabila diterpa tsunami yang diakibatkan oleh gempa di dasar laut," papar dia.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Bandara NYIA, imbuhnya, merupakan contoh bandara yang paling siap dalam mengantisipasi potensi gempa dan tsunami.

Ia menjelaskan, sistem deteksi gempa dan tsunami tersebut diperkuat dengan sensor accelerometer 1 buah, sensor intensitymeter 2 buah, Earthquake Early Warning System (EEWS) 1 buah.

Tak hanya itu, saat ini tengah disiapkan pula radar untuk memonitoring gelombang tinggi dan tsunami.

"Sensor gempa bumi di NYIA terhubung dengan jaringan BMKG Pusat di Kemayoran, Jakarta Pusat, dan diperkuat dengan back up sistem di BMKG Denpasar-Bali," jelasnya.

Dengan begitu, kata Dwikorita, deteksi gempa dan tsunami dapat dipantau dari jarak jauh serta rekam data aman karena terdapat back up system.

Pemasangan alat deteksi gempa dan tsunami di NYIA tersebut dirancang dengan maksud dapat memberi peringatan cepat jika terjadi gempa bumi.

"Apabila sewaktu-waktu terjadi gempa bumi, diharapkan dalam waktu 3 sampai dengan 5 menit dapat segera diketahui posisi pusat gempa, besar magnitudo gempa dan potensi tsunaminya," terang Dwikorita.

Informasi gempa dan potensi tsunami secara otomatis dapat terpantau di terminal bandara, kantor BMKG, bandara NYIA dan di Crisis Center Bandara NYIA, sehingga dapat dilakukan respons segera dengan tepat.

Baca juga: 5 Fakta Underpass NYIA, Terpanjang di Indonesia hingga Telan Dana Rp 293 Miliar

Dikonfirmasi terpisah, General Manager PT Angkasa Pura 1 Yogyakarta, Agus Pandu Purnama membenarkan pemasangan alat-alat tahan gempa dan tsunami di NYIA.

Ia mengatakan, alat-alat pendeteksi gempa bumi dan tsunami serta pendeteksi cuaca ekstrem tersebut disiapkan oleh BMKG.

"Iya. BMKG yang menyiapkan alat-alat tersebut," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (12/02/2020).

Alat-alat tersebut, imbuhnya, terletak di Gedung Crisis Centre lantai 1 bandara NYIA.

Selain itu, Pandu mengungkapkan bahwa alat pendeteksi gempa tersebut dapat digunakan untuk mengukur akibat dari gempa yang terjadi.

"Kan BMKG juga memiliki kantor di bandara, tujuannya untuk men-support jalannya roda penerbangan di bandara," terang Pandu.

Saat disinggung mengenai jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan alat-alat tersebut, Pandu tidak mengetahuinya.

Pasalnya, seluruh alat-alat pendeteksi bencana yang dipasang di Bandara NYIA, imbuhnya milik BMKG.

Baca juga: Viral Megathrust Sulawesi Sebabkan Gempa dan Tsunami Besar, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com