Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks, Pulau Ambon dan Seram akan Ambles ke Palung Laut

Kompas.com - 12/10/2019, 07:17 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com– Sebuah pesan berisi informasi yang menyebutkan Pulau Ambon, Pulau Seram dan sekitarnya akan ambles ke dalam palung laut terdalam di dunia beredar luas di kalangan masyarakat.

Diketahui, informasi tersebut banyak tersebar di aplikasi pesan WhatsApp baru-baru ini.

Dalam pesan berantai yang beredar luas itu, dilengkapi dengan gambar pendukung yang disebut-sebut berasal dari citra satelit.

Gambar tersebut menampilkan kondisi perairan laut sekitar Ambon yang memiliki kedalaman bertingkat.

Berikut ini narasi lengkap informasi terkait Pulau Ambon dan Seram yang disebut akan ambles ke dalam lautan:

Ini hasil foto satelit 3 dimensi Kepulauan Maluku, ternyata posisi Ambon Lease tepat di atas tubir jurang palung laut paling dalam di dunia. Justru hal paling menakutkan bagi para ahli bagi Ambon Seram lease bukan tsunami. Akan tetapi yang lebih mengerikan adalah patahan atau longsoran. Jika itu terjadi, maka Pulau Ambon Lease, Seram, dan sekitarnya ikut patah atau longsor masuk ke dalam jurang palung laut berkilo-kilo di dasar lautan. Peristiwa sejenis yang dikhawatirkan itu pernah terjadi 100 tahun lalu di Seram, misteri tenggelamnya Tanjung Elpaputih. Saat itu Elpaputi bukan dihantam tsunami, tetapi faktanya Tanjung Elpaputih patah dan jatuh menghilang bersama longsoran ke dalam palung Laut Seram. Banyak berdoa untuk keselamatan Pulau Ambon Lease.

Kondisi perairan Maluku yang disebar bersama pesan hoaks.WhatsApp Kondisi perairan Maluku yang disebar bersama pesan hoaks.
Namun, ahli tsunami Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Abdul Muhari menyatakan informasi itu sebagai hoaks.

“Berita viral tersebut adalah hoaks di mana gambar batimetri yang diedit sedemikian rupa diberikan keterangan yang seakan-akan ilmiah, tetapi bertujuan untuk menyebarkan ketakutan kepada masyarakat,” kata Abdul Muhari melalui rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (12/10/2019) pagi.

Pasalnya, gambar yang diberikan oleh si penyebar informasi bukanlah foto satelit 3D dan hanyalah gambar biasa yang bisa dengan mudah didapat di internet.

“Gambar tersebut bukanlah foto satelit 3D, karena satelit tidak bisa membuat foto dasar laut apalagi hingga kedalaman 7 km di bawah permukaan laut,” kata dia.

“Gambar tersebut hanyalah data batimetri biasa yang kemudian diberi efek ketinggian dan kedalaman yang lebih signifikan, seakan-akan data ini baru padahal data ini lama dan biasa saja,” lanjutnya.

Baca juga: BMKG: 32 Perairan Indonesia Berpotensi Diterpa Gelombang Tinggi

Masyarakat diminta tidak panik

Jika pun nantinya gempa dan berpotensi menimbulkan patahan sebagaimana terjadi pada peristiwa Tanjung Elpaputih itu mungkin saja terjadi, tetapi tidak akan menenggelamkan pulau sebesar Ambon dan Seram.

“Jika gempa di kawasan Maluku berpotensi menimbulkan longsoran lokal seperti yang terjadi di Palu 2018 dan Semenanjung Elpaputih 1899 benar adanya, tetapi skalanya lokal. Belum ada dalam sejarah gempa dan tsunami di dunia, ada gempa yang menghilangkan satu pulau sebesar Ambon, apalagi sebesar Pulau Seram,” sebut dia.

Abdul Muhari menjelaskan dalam riset yang dilakukan oleh Jonathan M Pownall, Gordon S. Lister dan Robert Hall tidak ada sama sekali yang menyebut akan ada potensi tsunami yang menyeret masuk 2 pulau itu.

Bahkan, disebutkan dalam penelitian itu bahwa segmen Palung Banda tidak terbukti sebagai seismik yang bersifat aktif.

Untuk itu, masyarakat diminta untuk tidak panik, dan lebih mempersiapkan diri untuk potensi bencana yang memang bisa kapan saja terjadi.

“Ini harus kita sikapi dengan bijak dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan persiapan rencana evakuasi mandiri yang baik,” imbau Abdul Muhari.

 Baca juga: Gempa Susulan di Ambon Terjadi hingga 1.120 Kali, Apa Analisisnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com