KOMPAS.com - Korban dari wabah virus corona terus bertambah. Data terbaru menunjukkan bahwa setidaknya 492 orang di dunia telah meninggal akibat virus ini. Mayoritas korban berasal dari China.
Mengutip CBS, pihak berwenang di China mengumumkan 65 kasus kematian baru akibat virus ini pada Selasa (4/2/2020).
Kasus-kasus tersebut membuat jumlah total kematian akibat virus corona di daratan China menjadi sebanyak 490 orang.
Sementara, korban yang meninggal di luar daratan China akibat virus ini mencapai dua orang, yaitu satu kasus di Hong Kong dan satu kasus lain di Filipina.
Jadi, total kematian di seluruh dunia akibat virus ini telah mencapai setidaknya 492 orang.
Melansir CNN, virus ini juga telah menginfeksi lebih dari 24.500 orang di berbagai negara. Sementara itu, hampir dari 60 juta penduduk masih terisolasi di China.
Jumlah kematian total dan kasus terinfeksi dari pasien di daratan China telah melampaui wabah SARS yang terjadi 2003 silam.
Baca juga: 3.711 Penumpang dan Kru Kapal Pesiar Dikarantina, 10 Orang Positif Virus Corona
Sementara, berdasarkan data real time yang dikumpulkan oleh Universitas John Hopkins, total kematian per 5 Januari 2020 pukul 13.23 WIB adalah sebanyak 493 orang dengan jumlah total infeksi sebanyak 24.551 kasus.
Rincian dari kasus-kasus kematian akibat virus corona berada di wilayah-wilayah berikut:
Data tersebut terus diperbarui dan dapat diakses melalui laman https://gisanddata.maps.arcgis.com/
Dari jumlah total kematian tersebut, berdasarkan data di laman Universitas John Hopkins, jumlah pasien sembuh pun cukup tinggi.
Setidaknya 910 kasus terkonfirmasi sembuh dari virus corona. Orang-orang yang sembuh ini tidak hanya berasal dari China, tetapi juga dari luar wilayah China.
Sebelumnya, kasus virus corona disebut berasal dari pusat kota Wuhan di Provinsi Hubei, China.
Baca juga: Warga Eksodus Tinggalkan Natuna, Ini Penjelasan Ketum IDI tentang Penyebaran Virus Corona
Dari seluruh kasus yang telah dilaporkan, ada tiga kota di Hubei yang melaporkan lebih dari 1.000 kasus, termasuk jumlah kematian di dalamnya.
Berikut adalah tiga kota dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di daratan China:
Kondisi ini menimbulkan ketakutan bahwa wilayah Huanggang dan Xiaohan akan menjadi 'Wuhan selanjutnya'.
Ketakutan tersebut diperburuk dengan fakta yang menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki infrastruktur kesehatan yang kurang jika dibandingkan dengan Wuhan.
Otoritas di wilayah-wilayah tersebut pun mengimplementasikan kebijakan yang signifikan untuk mencoba membatasi penyebaran virus.
Di Huanggang, pejabat berwenang hanya mengizinkan satu wakil dari setiap keluarga untuk meninggalkan rumahnya saat akan pergi keluar rumah dan membeli bahan makanan.
Selain itu, orang yang diizinkan keluar adalah orang yang mencari pengobatan, bekerja untuk mengontrol penyebaran virus, bekerja di sektor farmasi ataupun supermarket.
Pemerintah kota mengatakan bahwa kebijakan ini dilakukan untuk meminimalisir pergerakan orang di dalam kota.
Baca juga: Cerita Mereka, Warga Negara China di AS yang Memilih Kembali Pulang...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.