Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyebar ke 13 Negara, Seberapa Mematikan Virus Corona?

Kompas.com - 26/01/2020, 17:20 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Virus corona baru atau coronavirus baru yang mulanya ditemukan di Wuhan, China tengah menuai perhatian dunia.

Virus yang dapat menyebabkan kematian ini bahkan sudah ditemukan di sejumlah negara seperti Singapura, Jepang, Taiwan, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, Nepal, Thailand, Hong Kong, Makau, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Dilansir dari The Guardian, virus corona baru merupakan anggota keluarga virus corona yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Virus tersebut diduga berasal dari hewan. Mereka yang terinfeksi kebanyakan bekerja atau sering berbelanja di pasar grosir makanan laut di Wuhan, China.

Pasar grosir tersebut menjual hewan hidup dan yang baru disembelih.

Lantas, seberapa mematikannya virus ini?

Seberapa mematikan?

Komisi Kesehatan Nasional China mengonfirmasi, penularan virus corona terjadi dari manusia ke manusia.

Selain itu, virus corona Wuhan menyebabkan pneunomia. 

Orang yang terinfeksi virus ini dilaporkan memiliki gejala seperti batuk, demam, dan kesulitan bernafas. Bahkan, pada kasus parah dapat terjadi kegagalan organ.

Obat antibiotik pun tidak ada gunanya untuk virus corona, sehingga pemulihan bergantung pada kekuatan sistem kekebalan tubuh penderita.

Obat antivirus untuk melawan flu juga tidak akan bekerja melawan virus corona. 

Pasien yang dirawat di rumah sakit biasanya mendapatkan perawatan untuk paru-paru dan organ lainnya. Banyak juga pasien yang meninggal lantaran sudah dalam kondisi buruk saat terkonfirmasi terinfeksi virus corona. 

Baca juga: Bertambah, 4 Orang di Malaysia Terkonfirmasi Positif Virus Corona

Pada 24 Januari 2020, pihak otoritas China mengakui lebih dari 1.000 kasus, dan 41 di antaranya berakhir dengan kematian. Angka tersebut untuk sementara membuat rasio kematian akibat virus corona tampak rendah. 

Tetapi, angka tersebut tidak bisa diandalkan lantaran belum jelas jumlah kasus yang dilaporkan. 

Apalagi, jumlah sebenarnya yang tertular virus bisa jauh lebih tinggi karena orang dengan gejala ringan mungkin tidak terdeteksi. 

Seminggu terakhir, jumlah infeksi yang dikonfirmasi telah lebih dari tiga kali lipat. Kasus virus corona juga ditemukan di 13 provinsi, serta Beijing, Sanghai, Chongqing, dan Tianjin.

Menghentikan virus

Virus corona tidak akan berhenti dengan sendirinya. Hanya tindakan pihak berwenang China yang dapat mengakhiri epidemi ini.

Saat ini, belum ada vaksin yang bisa membuat seseorang kebal terhadap virus ini. 

Lantas, bagaimana cara mencegahnya?

Berikut beberapa cara yang dapat mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke orang lain:

  • Membatasi pergerakan orang
  • Rajin mencuci tangan
  • Memperlakukan pasien dalam isolasi dengan petugas kesehatan mengenakan alat pelindung

NHS menyarankan, pada umumnya tidak perlu mengunjungi dokter saat menderita batuk. Kecuali, batuk tersebut terjadi terus-menerus atau diikuti gejala lain seperti nyeri di dada dan kesulitan bernafas.

Upaya penyelidikan bersar-besaran juga diperlukan untuk mengidentifikasi orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien, untuk melihat apakah mereka terkena virus atau tidak.

Baca juga: Mengenal Penyakit Pneumonia dan Faktor Risikonya...

Tanggapan dunia

Sebagian besar negara Asia telah meningkatkan pemeriksaan bagi para pelancong dari Wuhan, China. Selain itu, WHO juga telah memperingatkan rumah sakit di seluruh dunia mengenai adanya kemungkinan penyebaran wabah secara lebih luas.

Sementara, Singapura dan Hong Kong melakukan penyaringan terhadap penumpang pesawat yang tiba dari Wuhan.

Hal ini juga dilakukan pihak berwenang Amerika Serikat dan Inggris.

Kendati begitu, keefektifan tindakan ini masih dipertanyakan. 

Sebab, jika diperlukan lima hari untuk gejala muncul, maka seseorang dapat dengan mudah berada di belahan dunia dan melewati pemeriksaan penyaringan sebelum mulai merasakan sakit. 

Apakah harus panik?

Menurut The Guardian, tidak perlu panik yang berlebihan.

Saat ini, penyebaran virus di berbagai negara selain China memang mengkhawatirkan. Tetapi bukan perkembangan yang tidak terduga.

Kekhawatiran utama adalah bagaimana menularnya virus corona baru ini di antara orang-orang. Beberapa di antara mereka menjadi sakit parah dan berakhir di rumah sakit.

Seringkali virus yang menyebar dengan mudah cenderung memiliki dampak yang lebih ringan.

Selain itu, petugas kesehatan dapat berisiko jika mereka tiba-tiba menemukan seseorang dengan gejala pernapasan, dan telah bepergian ke daerah yang terkena dampak.

Secara umum, virus corona nampak paling parah terjadi pada orangtua, dengan beberapa kasus pada anak-anak.

Hal ini memungkinkan WHO dapat menyatakannya sebagai darurat wabah kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Baca juga: Update! 13 Negara Ini Konfirmasi Terinfeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com