Ia menambahkan, ada pula risiko tsunami vulkanik yang dipicu oleh jatuhnya puing-puing setelah letusan menghasilkan gelombang di danau.
"Salah satu dari jenis ancaman ini akan menjadi bahaya besar bagi orang-orang terdekat," ujar Phoenix.
Danau ini juga mempunyai potensi berbahaya, karena air dapat berinteraksi dengan magma dan membuatnya lebih eksplosif.
"Jika air sampai ke permukaan lava yang meledak, air akan meletus menjadi uap dan dengan cepat memadatkan lava yang berinteraksi dengannya, menghasilkan abu yang sangat halus yang meledak lebih tinggi ke atmosfer dan dapat bergerak lebih jauh," tutur Kennedy.
Salah satu yang perlu diwaspadai dari letusan Gunung Taal adalah letaknya yang berdekatan dengan jutaan orang.
"Metro Manila berjarak beberapa puluh kilometer jauhnya dengan populasi lebih dari 10 juta, dan ada beberapa kota dalam 30 km yang masing-masing memiliki lebih dari 100.000 orang. Tidak termasuk kota-kota kecil di antaranya," Kepala geologi di Universitas Otago, James White.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, lebih dari 450.000 orang diperkirakan tinggal di zona bahaya dengan radius 14 km.
Setelah letusan, sebanyak ribuan orang telah dievakuasi. Tetapi, masih banyak masyarakat yang memilih untuk tinggal di dekat Gunung Taal karena berbagai alasan.
Salah satunya adalah tanah vulkanik yang subur di wilayah sekitar Gunung Taal.
Baca juga: Video Pesawat Terdampak Abu Vulkanik Gunung Taal di Bandara Ninoy Aquino
Pada Selasa (14/1/2020), Phivolcs mengatakan, Taal telah menghasilkan air mancur lava setinggi 500 meter, diatapi gumpalan abu-abu dengan uap kelabu gelap mencapai sekitar 2 km tingginya.
"Asap yang tingginya 2 km sebenarnya kecil. Air mancur lava setinggi 500 meter cukup besar. Tetapi mungkin tidak super kuat atau kuat," papar Phoenix.
James White menambahkan, bagaimanapun, letusan setinggi 500 meter sebagai semburan yang sangat kuat, dan akan ada banyak magma yang keluar.
Abu tebal juga terus turun di kota-kota terdekat, dan total 212 gempa vulkanik telah terjadi sejauh ini.
"Aktivitas seismik tampaknya menunjukkan bahwa ada lebih banyak magma di bawah gunung berapi dan letusan dapat berlanjut," kata Kennedy. Namun, gunung berapi dapat dengan mudah menjadi tenang dan kemudian lebih eksplosif.
Baca juga: Adakah Dampak Erupsi Gunung Taal di Filipina Bagi Indonesia ?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.